WhatsApp PEMBUKA LUKA
# Tantangan Menulis Gurusiana hari ke 6
Baru saja Widhiani membaringkan tubuhnya di tempat tidur tiba-tiba terdengar notifikasi Whatsapp dari ponselnya . Sejenak widhiani berpikir ingin mengabaikan notifikasi whatsapp itu karena matanya mulai terasa berat “ besok pagi sajalah dilihat” bisiknya dalam hati, tapi tiba-tiba ia bangkit dari tempat tidur ,jangan-jangan whatsapp dari Dery pikirnya. Biasanya Dery putra keduanya yang tengah menimba ilmu di kota Serambi Mekkah itu sering menelfon dan mengirim pesan whatsapp menjelang tidur aah…..nanti ada yang penting atau mungkin Dery kurang sehat , dengan perasaan khawatir Widhiani bangkit mengambil ponselnya, ia membuka aplikasi whatsapp sambil berjalan kembali ke tempat tidur. Ia duduk disisi tempat tidur lalu membaca berita whatsapp di ponselnya.
“ Alhamdulillah telah lahir putri pertama kami dengan keadaan sehat walafiat, berat 3 kg dan panjang 48 cm, mohon doa semoga putri kami menjadi putri yang saliha” bibir widhiani bergetar membaca kalimat yang tertulis di layar ponselnya.Bukan hanya bibirnya Tangan Widhianipun gemetar memegang ponselnya, ada perasaan aneh yang tiba-tiba saja menyelusup ke dalam dadanya , rasa yang sulit untuk ia uangkapkan, senangkah?, Sedihkah?, Marahkah, atau apakah ini bagian dari rasa cemburu?. Ia sendiri tidak tahu, Widhiani menarik nafas panjang, berharap dapat mengurangi rasa sesak yang tiba-tiba ia rasakan. “Ahirnya Danish memiliki seorang putri” bisik hatinya.
Dibaringkannya kembali tubuhnya ditempat tidur. Wanita empat puluh tujuh tahun itu menatap ke langit-langit kamar, matanyanya mulai berkaca-kaca,rasa sesak itu bukan berkurang justru memenuhi dada menyusup ke relung hatinya bahkan menerobos kebola matanya sehingga perlahan sudut-sudut mata itupun basah oleh air mata. Widhiani menangis sambil memeluk bantal.Whatsapp yang baru saja diterimanya adalah whatshapp dari Danish, lelaki yang pernah menikahinya duapuluh empat tahun yang lalu, Lelaki pertama yang mampu membuatnya jantungnya berdebar-debar bila bertatap mata, lelaki pertama yang telah mengisi kenangan masa remajanya. Danish adalah Cinta pertamanya, namun pada ahirnya Danish jugalah yang telah menorehkan luka dihatinya, yang telah mematahkan hatinya, dan menenggelamkan Widhiani pada keputusasaan karena penghianatan Danish, penghianatan yang berlindung pada alasan karena lima anak yang dilahirkannya semua laki-laki, Sementara Danish menginginkan seorang putri. Widhiani menyeka air matanya dengan selimutnya lalu perlahan ia berbisik " Ya Allah kuatkanlah hatiku " lalu ia berusaha memejamkan kedua matanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Waduuuh... Lain x abaikan saja bu... Hihihii... Keren cerpennya bu. Salam sukses.
Hi hi hi hiTerima kasih Ibu Dakwati, salam sukses selalu