PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MELALUI MODEL CLKK DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MELALUI MODEL CLKK DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Ratna Zaidah, S.Ag, M.Ed1
[1] Pengawas Madrasah di Kabupaten Aceh Besar
ABSTRACT
Of 40 teachers assisted in 2 (two) madrasas, 29 teachers (72.5%) have not been able to properly prepare the 2013 Curriculum Learning Implementation Plan. In class supervision activities, Madrasah supervisors also found that the teachers had not implemented the learning according to the appropriate scientific approach. From the above problems, the madrasah supervisor is the most appropriate approach in order to improve the ability of teachers to develop lesson plans (RPP) and teacher creativity is an approach using the CLKK model (Example, Exercise, Control, and Independent Work). The advantage of this CLKK is that teachers are given several examples and practice with supervision conducted directly by Madrasah Supervisors. Research objective: guiding teachers in madrasas guided in preparing the 2013 curriculum RPP. Type of research; Supervision Action Research (PTKp) consisting of two cycles, Object of research: 40 teachers assisted in the area of Aceh Besar District, amounting to 40 people. Data collection: test, observation and discussion. Research Results: the ability of the teacher in preparing the RPP in the last meeting was very good, namely the ability of the teacher in the category was very less (<49) in the pre-test 1 teacher (2.5%) then in the post test it was reduced to 0 teachers (0%), and the category was good and very good both rose 5%. Conclusion: From these results if we add good and very good categories at the end of this research meeting there were 38 teachers (94.5%), this value means that it has reached the planned indicator> 87.5%. Keywords: Teacher Coaching, CLKK Method
PENDAHULUAN
Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang baik adalah guru yang professional dan berkualitas serta memiliki pengetahuan yang luas pada bidangnya, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengayomi, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan standar nasional kependidikan, guru mutlak memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan mengajar yang menyeluruh. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sangat penting, karena pengelolaan pembelajaran yang baik sangat berpengaruh terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai indikator.
Namun kenyataannya, dari 40 orang guru binaan pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018, sebanyak 29 orang guru (72,5 %) belum mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 dengan benar. Hal ini disebabkan guru belum mendapatkan informasi tentang revisi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) tentang kurikulum 2013. Dalam kegiatan supervisi kelas, peneliti juga menemukan guru-guru tersebut belum melaksanakan pembelajaran sesuai pendekatan santifik yang tepat.
Dari permasalahan di atas, maka pendekatan yang paling tepat dilakukan oleh pengawas madrasah agar dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran (RPP) dan kreatifitas guru adalah pendekatan dengan menggunakan model CLKK (Contoh, Latihan, Kontrol, dan Kerja Mandiri). Keunggulan CLKK ini adalah guru diberikan beberapa contoh dan berlatih dengan pengawasan yang dilakukan langsung oleh Pengawas Madrasah.
Sesuai dengan realita di atas, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp) yang berjudul ”Pembinaan Guru melalui Model contoh, latihan, control, dan kerja mandiri (CLKK) dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di madrasah binaan kabupaten Aceh Besar tahun pelajaran 2017/2018”.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah melalui model pembinaan CLKK guru mampu menyelesaikan tugas administrasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 ?”
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp). Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp) bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan kualitatif. Artinya, penelitian ini dilakukan karena ditemukan permasalahan rendahnya kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan cara menerapkan sebuah model pembinaan kepada guru berupa CLKK (contoh, latihan, Kontrol dan kerja mandiri) yang dilakukan oleh pengawas madrasah, kegiatan tersebut diamati kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp) ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu pada bulan Agustus dan September 2017 semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan pada madrasah – madrasah binaan penulis. Dalam hal ini penulis mengambil sample di dua madrasah yaitu MAN SIBREH (MAN 1 Aceh Besar dan MAS Al – Kamal Kabupaten Aceh Besar).
Yang menjadi subjek penelitian tindakan kepengawasan ini adalah 40 orang guru pada madrasah binaan penulis. Sample dipilih secara acak dengan pengampu bidang studi yang berbeda-beda. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari 40 orang guru pada madrasah binaan penulis. Adapun teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil test, observasi, pengamatan, maupun wawancara.
Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian tindakan kepengawasan (ptkp) ini adalah 85 % guru dapat menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan pelaksanaan PBM dengan baik dan benar. Apabila kurang dari 85 % guru tidak memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, berarti tindakan dianggap belum berhasil. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan pada setiap siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Pada siklus I kemampuan guru dalam menyusun RPP pada pertemuan 1 siklus I terjadi peningkatan yaitu kemampuan guru pada katagori kurang (50-60) pada pre-test 8 guru (20%) kemudian pada post test berkurang menjadi 0 guru (0 %), untuk katagori cukup (61-70) pada pre-test sebanyak 11 guru (27,5%), kemudian pada post test naik menjadi 15 guru (15%) berarti terjadi kenaikan nilai pada katagori cukup sebanyak 12%.
Sementara itu tingkat rata-rata kemampuan guru terhadap pelaksanaan RPP pada PBM (proses belajar mengajar) yang sudah disusun pada siklus I pertemuan 1 adalah sebesar 58%, persentase ini masih dalam katagori Kurang dan nilai ini masih sangat jauh dari harapan penulis disini perlu pembinaan CLKK (Contoh,Latihan,Control dan Kerja Mandiri) yang sangat maksimal lagi sehingga hasil pada pertemuan selanjutnya lebih baik.
Adapun aspek yang perlu diperbaiki lagi adalah pada pengelolaan waktu, penyampaian meteri, bimbingan pada penarikan kesimpulan, bimbingan pada pemajangan karya, dan bimbingan guru terhadap siswa pada pembuatan tugas dan pada penguatan terakhir guru masih kurang maksimal.
Pertemuan II ( Kedua) Kemampuan guru dalam menyusun RPP pada siklus I pertemuan 2 terjadi peningkatan yaitu kemampuan guru pada katagori kurang (50-60) pada pre-test 1 guru (2,5%) kemudian pada post test berkurang sama sekali (0 %), namun masih terdapat kategori sangat kurang (7,5 %). Untuk katagori cukup (61-70) pada pre-test sebanyak 9 guru (22,5%) kemudian pada post test menjadi 5 guru (12,5%). Dan kategori baik meningkat menjadi 9 guru (22,5 %) setelah dilakukan tindakan pada siklus 1. Meskipun terjadi peningkatan akan tetapi hasil pada pertemuan ini masih dalam katagori kurang, perlu pembinaan dengan maksimal pada pertemuan selanjutnya.
Kemampuan guru dalam menyusun RPP pada siklus II pertemuan 1 masih terjadi penurunan yaitu kemampuan guru pada katagori kurang (50-60) pada pre-test 1 guru (,25%) kemudian pada post test bertambah menjadi 4 guru (10 %), untuk katagori cukup (61-70) pada pre-test sebanyak 9 guru (22,5%) kemudian pada post test menjadi 4 guru (10%). Dan kategori baik meningkat menjadi 9 guru (22,5%) dan pada kategori sangat baik terjadi peningkatan dari pada siklus I menjadi 21 guru (52,5 %) pada pre tes dan 23 guru (57,5 %).
Tingkat rata-rata kemampuan guru terhadap pelaksanaan RPP pada PBM (proses belajar mengajar) yang sudah disusun pada siklus II pertemuan 1 adalah sebesar 78%, nilai persentase ini sudah dalam katagori Baik, akan tetapi nilai ini belum dapat mencapai indikator yang direncanakan yaitu (85% guru dapat menyusun RPP dengan baik dan benar) ini berarti pembinaan CLKK (Contoh, Latihan, Kontrol dan Kerja Mandiri) belum sukses dan perlu pembinaan yang lebih maksimal supaya pencapaian target/indikator dapat berhasil pada pertemuan selanjutnya.
Usaha yang harus dilakukan adalah pembinaan secara khusus bagi guru yang masih dalam katagori cukup melalui pemerdayaan guru yang sudah dalam katagori sangat baik untuk membantu membina guru yang masih dalam katagori kurang.
Pada siklus II pertemuan kedua kemampuan guru dalam menyusun RPP pada siklus II pertemuan 2 sudah sangat baik yaitu kemampuan guru pada katagori sangat kurang (< 49) pada pre-test 1 guru (2,5%) kemudian pada post test berkurang menjadi 0 guru (0 %), untuk katagori cukup (61-70) pada pre-test sebanyak 4 guru (10 %) kemudian pada post test menjadi 1 guru (2,5 %). Dan kategori baik dan sanat baik keduanya naik 5 %.
Dari hasil tersebut jika kita jumlahkan katagori baik dan sangat baik pada akhir pertemuan penelitian ini (siklus II pertemuan 2) dan dari perolehan hasil post test adalah berjumlah 38 orang guru (94,5%), nilai ini berarti sudah mencapai indikator yang direncanakan (85%).
SIMPULAN DAN SARAN
1. Metode CLKK (contoh, latihan, kontrol dan kerja mandiri) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelesaikan tugas administrasi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013.
2. Metode CLKK (contoh, latihan, control dan kerja mandiri) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Assalamualaikum. Bisa di share tahapan nya seperti apa yang dilakukan dalam metode CLKK itu, dalam siklus 1 tindakan yang dilakukan seperti apa? Kemudian tindakan selanjutnya seperti apa pada siklus berikutnya dalam rangka perbaikan.. Terimakasih.