Pagi ini, hari kedua pelaksanaan try out untuk kelas IX di SMP tempatku bekerja. Sungguh berbeda suasananya. Try out saat ini bukan lagi tentang menghadapi kertas untuk kemudian diisi. Bukan seperti saat aku duduk dibangku kelas IX seperti mereka. try out berada di ruang kelas lengkap dengan pengawas. Kemudian kita dengan khusyu’ mengerjakan satu demi satu soal yang diberikan. Keadaan saat ini sungguh berbeda sekali. Bukan lagi kertas yang dipegang. Melainkan sebuah benda yang mampu menghubungkan berbagai data.

Benda ini mungkin salah satu benda ajaib masa kini. Sebuah benda yang sangat membantu kita untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dalam satu waktu. Benda ini sering disebut dengan gawai. Ya, gawai adalah benda prioritas yang wajib dimiliki saat ini. Apalagi jika kita seorang siswa/ siswi. Gawai yang memfasilitasi kita untuk bertatap muka.

Ketika siswa tak lagi belajar dengan buku-bukunya yang berserak di atas meja. Mereka hanya mengandalkan sebuah benda saja. Asalkan internet tetap terkoneksi apapun pelajaran yang dikirimkan dapat ia terima. Dulu ketika mereka belajar dengan bertatap muka, maka kertas-kertas, pensil, penghapus, jadi benda yang wajib dimiliki oleh mereka. Tetapi saat ini, ketika pandemi datang melanda. Banyak hal yang hanya dilakukan melalui dunia maya. Salah satunya belajar dengan kelas virtual hingga ujian secara daring.

Pandemi datang tanpa permisi dan entah kapan ia akan pergi. Belajar secara daring dari rumah jadi opsi. Tanpa buku, tanpa pena yang harus dipegang tiap hari. Cukup gawai yang harus selalu ada di sisi. Asalkan koneksi internet aman, semua bisa dikendalikan. Materi pembelajaran juga dikirimkan melalui saluran dunia maya. Entah dikirim ke grup WA ataupun google classroom, atau disampaikan guru melalui google meet atau zoom. Kesemuanya mengisyaratkan bahwa dunia pendidikan harus beradaptasi, dengan teknologi yang berkembang pesat sekali. Bahkan seakan berlari. Meninggalkan era konvensional menuju era digital.