Rawalumaili

panggilan bu guru sudah melekat di jiwa raga, semoga bisa menebarkan kebaikan demi tabungan akhirat. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kami Selalu Menyayangimu, Ami
Sayang seorang kakak pada adiknya.

Kami Selalu Menyayangimu, Ami

Tantanga hari ke 89

#tantanganGurusiana

Ada apa Ami, tanya Aisyah pada adiknya, ketika mendengar adiknya memanggil.

Aisyah yang sedang menyapu halaman rumahnya seketika itu menghentikan pekerjaannya, langsung menghampiri adiknya yang lagi duduk dekat pohon jambu yang ada di samping rumahnya.

Ami adalah adik perempuan satu satunya yang sangat ia sayangi.

Perbedaan usia Ami dengan kakaknya Aisyah terpaut 16 tahun. Keluarga sangat menyayanginya.

Ketika itu..

Sebelum musibah terjadi padanya,

Kak, kepalaku sakit, Ami mulai mengeluhkan rasa sakitnya pada Aisyah, sambil meraba kepala adiknya, Aisyah berkata, hm..badan Ami panas.

Lalu Aisyah mengendong adiknya membawa ke dalam kamar untuk segera berbaring.

"Ntar ya Ami, kakak ambil air hangat dulu, karena badan Ami panasnya tinggi, biar kakak kompres.

Tanpa menunggu persetujuan adiknya,

lalu Aisyah beranjak seketika menuju dapur untuk mengambil air hangat yang masih tersisa dalam periuk yang telah ia masak sekitar setengah jam yang lalu.

Kemudian, mulailah Aisyah mengompres kepala adiknya dengan handuk yang telah ia rendam dengan air hangat tersebut.

Namun...saat Aisyah akan mengantikan air kompres yang sudah mulai dingin, adiknya tiba tiba mengigau, bicaranya sudah mulai ngaur, kadang ia baca ayat suci alquran, kadang ia nyanyikan lagu nasional.

Melihat tingkah adiknya, Aisyah mulai cemas, lalu ia pegang tangan adiknya yang masih terasa panas, kemudian ia peluk sambil memanggil namanya.

Ami...Ami...ini kak Aisyah, ayo..panggil nama kakak lagi..dengan suara yang sudah mulai parau Aisyah terus mamanggil nama adiknya.

Namun adiknya tak menghiraukan panggilan Aisyah, ia terus membaca ayat ayat alquran dan bergantian dengan menyanyikan lagu kebangsaan.

Semua yang ia lakukan dengan berulang kali.

Aisyah yang tidak tahan lagi melihat tingkah adiknya yang di luar kebiasaannya, dalam hatinya ia selalu memohon pada Allah, "ada apa dengan adikku ya Allah, sehatkanlah ia, jangan engkau timpakan satu penyakit padanya, karena aku sangat menyayanginya.

Sambil berurai air mata, Aisyah terus memeluk adiknya, hingga panas adiknya mulai terasa pindah pada tubuhnya.

Tak beberapa lama, adiknya tertidur dalam pangkuan Aisyah, secara perlahan Aisyah membaringkannya.

Aisyah menatap wajah adiknya yang sangat ia sayangi itu. Wajahnya begitu pucat. Sementara air mata Aisyah terus mengalir di pipi, dan ia takut kalau terjadi sesuatu pada adiknya.

***

Keesokan harinya, Ami dibawa berobat dengan menyewa angkot untuk pergi ke tempat dokter yang kala itu dialah satu satunya dokter yang ada dikampung Aisyah.

Ketika pergi Aisyah kali ini tidak sendiri, ia pergi bersama ibunya.

Setelah kejadian kemaren, semua diceritakan oleh Aisyah pada ibunya yang saat kejadian menimpa adiknya, ibu Aisyah sedang berada di pasar.

Akhirnya kami sampai di tempat praktek dokter tersebut. Lalu Ami diperiksa oleh dokter,

Aisyah tanpa ditanya oleh dokter, menceritakan kronologi yang dialami oleh adiknya. Tujuan Aisyah agar memudahkan dokter mendiaknosa penyakit yang dialami adiknya.

Setelah dokter memeriksa suhu badan adiknya yang kala itu masih panas tingginya.

Aisyah masih ingat, dokter itu memberi suntikan pada bagian paha adiknya. Adiknya seketika menjerit karena tidak tahan dengan suntikan.

Setelah selesai pemeriksaan, kemudian dikasih obat.

Lalu Aisyah, ibu serta Ami adiknya kembali pulang bersama angkot yang telah ia sewa untuk membawa meraka ke rumah.

***

Singkat cerita, setelah 1 minggu berlalu dari berobat ke tempat dokter tersebut, kesehatan Ami sudah mulai membaik, namun...

Dalam seminggu itu, Ami hanya bisa bicara satu atau dua kata pada Aisyah, itupun suaranya tidak jelas yang ia katakan.

Sepertinya lidah Ami, tidak dapat di fungsikan dengan baik.

Kemudian kedua kaki dan tangannya, juga sulit ia gerakkan.

Melihat perubahan yang tidak wajar pada motorik adiknya, Aisyah bersama orang tuanya, membawa berobat kembali ke Rumah Sakit yang lebih komplit peralatan medisnya.

Walaupun saat itu keuangan yang di miliki oleh orang tuanya untuk berobat tidak mencukupi, tindakan cepat yang mereka ambil untuk membawa adiknya tetap berjalan lancar, dengan perinsip orang tua Aisyah mengatakan, Allah maha pemberi rezki, mudah mudahan ada saja rezeki bapak nantinya.

Selama 10 hari dirawat di rumah sakit tersebut, dengan berbagai peralatan yang menempel di tubuh adiknya, ( maaf, perkembangan terhadap kesehatan adiknya tidak begitu terlihat kemajuannya, adiknya tidak bisa berbicara dan juga tidak mampu mengerakkan tangan dan kakinya ), maka dokter mungkin sudah mengetahui penyebab kenapa motorik adiknya tidak dapat berfungsi seperti dulu lagi. Kemudian dokter RS tersebut mengizinkan Ami untuk dibawa pulang.

Cukup rawat jalan saja, katanya.

Sayang sekali...saat itu Aisyah bersama orangtuanya tidak dapat berkata banyak, dan langsung mengiyakan anjuran dokter tersebut.

Seandainya Aisyah kala itu bisa mengutarakan perasaannya semenjak adiknya diberi suntikan oleh dokter yang ada di kampungnya ketika adiknya masih kejang kejang kala itu. Mungkin tidak ada kecurigaan atau malpraktek yang menimpa pada adiknya.

Perasaan seperti itu selalu membekas pada diri Aisyah.

Padahal dulu Aisyah juga pernah dengar, ketika seseorang atau anak sakit dengan suhu badan yang panas tinggi tidak boleh di beri suntikan.

Namun...itulah akibat yang dialami adiknya sampai saat ini.

***

Berbulan dan bertahun, keluarga Aisyah mencari pengobatan untuk adiknya, sudah diusahakan berobat alternatif dan dibawa ke tukang pijit namun belum jua berhasil.

Sekarang Ami hanya dapat beraktifitas diatas kursinya saja, segala keperluannya baik dari mandi, makan, dan lainnya hanya bisa dilakukan atas bantuan orang lain.

Semoga saja kisah yang dialami oleh keluarga Aisyah tidak akan terjadi lagi pada keluarga yang lain, atas sesuatu kelalaian entah berasal darimana.

Apakah itu yang dikatakan malpraktek, entahlah..

Semua Aisyah serahkan pada Allah.

Selamat membaca

#dirumahaja

Solok, 12 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah nyatakah bu?Btw nama anak saya juga Ami.

13 Apr
Balas

Hmm.menulisnya, setelah mengalami dan merasakan bu mirda.Oh yaa...maaf nama samaran Ami dlm cerita saya kebetln sama dg nama ank ibu.

17 Apr

mantap besankuu...terharu membaca kisahnyo...semoga ada hikmah di balik musibah itu....

12 Apr
Balas

Amin ya AllahMakasih tuk besanku hehe...Sehat selalu ya..Salam taragak

12 Apr

Semoga semua ada hikmahnya ya..buk aisyah. Allah tidak akan membebani hambaNya melebihi kemampuannya.

13 Apr
Balas

Betul sekali bu Era..makasih telah berkunjung

17 Apr

Jd ikut sediiihh bacanya

12 Apr
Balas

Hm...berarti menulis kisahnya berhasil dong buk?

12 Apr

Kasihan Aisyah.Nyatakah ini bunda...

12 Apr
Balas

Lebih kasihan sama Aminya bun..Sehat selalu ya bun.Slm

12 Apr

Menyedihkan jika ada tenaga medis yang malpraktek...Wallaahu a'lam ya Buk Eli...

12 Apr
Balas

Iyaa buk...memang pernah ada ditemui.Mdh2an tidak ditemui lagi zaman ini ya buk

12 Apr

Tetap sabar dan selalu sayangi ami

12 Apr
Balas

Insya Allah, makasih bu telah berkunjungSalam

12 Apr

Mantap buk RW...menulis kisahnya seakan2 nyata...jadi larut dalam kesedihan...tetap semangat dan sehat slalu. Jadi iri ...saya belum jg bisa menuliskan kisah yg dialami...Mohon bantuannya ya buk

13 Apr
Balas

Makasih buk Nur,,,mencoba utk menulis apa yg terlihat dan terasa.Ayoo bu..segra di mulai. Bu RW yakin, bk nur bisa..

17 Apr

Mantap buk...seolah2 kita nonton sinetronnya..

12 Apr
Balas

Makasih pk Ardison, mencoba menulis sekalian di jiwai

12 Apr

Mantap Bu. Jadi ingin belajar dengan ibu cara menis yang baik Bu

12 Apr
Balas

Saya msh banyak bljr buk..blum sempurna cara penulisannya

12 Apr



search

New Post