Rawalumaili

panggilan bu guru sudah melekat di jiwa raga, semoga bisa menebarkan kebaikan demi tabungan akhirat. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Suka dan Duka

Suka dan Duka

Tantangan hari ke-40

#tantanganGurusiana

Hidup bermasyarakat adalah salah satu bagian yang selalu kita jalani dalam bertetangga.

Semua kita pasti tidak menginginkan hidup sendiri. Didalam hidup kita butuh orang lain itulah yang dikatakan makhluk sosial.

Tetangga adalah mereka yang hidup di kanan kiri rumah kita atau yang ada didepan belakangnya. Merekalah yang lebih cepat membantu atau mengetahui pertama kali saat kita ditimpa musibah.

Nah dalam hidup bertetangga ada hal-hal yang perlu kita jaga agar tercipta hubungan yang baik, saling tenggang rasa dan harmonis.

Kemarin tepatnya tanggal 22 Februari di kompleks tempat tinggal saya ada dua peristiwa yang dialami oleh tetangga. Pertama, tetangga di Blok B bagian ujung sedang mengadakan pesta pernikahan anak perempuan pertama nya.

Tentu ini merupakan ungkapan rasa syukur oleh orang tuanya bahwa anak pertama yang sudah lulus sarjana mendapatkan jodoh sebagai pilihan dalam hidupnya.

Seperti kebanyakan, dalam acara pesta pernikahan tidak luput dari suara musik atau organ yang keras serta gelak tawa yang mengungkapkan kebahagiaan dari tetangga yang sedang pesta tersebut. Apalagi para undangan sudah banyak berdatangan.

Lain lagi ceritanya tentang tetangga yang satunya lagi, di ujung Blok C yang rumahnya berada di sudut jalan. tetangga saya ini mendapat musibah yaitu meninggalnya anak pertama mereka.

Seorang anak laki-laki yang telah lama terbaring sakit, ternyata Allah sayang sama anak tersebut. maka ia di panggil untuk menghadap sang Ilahi.

Sungguh sebuah peristiwa yang sangat mengiris hati bagi saya sebagai tetangganya menyaksikan peristiwa ini, bagaimana tidak, saat tetangga satu lagi sedang pesta pernikahan yang penuh hidangan makanan dan iringan musik atau organ.

Sementara di ujung komplek satu lagi tetangga penuh dengan wajah kesedihan dan tangisan pilu karena kehilangan anak tercintanya. Peristiwa yang dialami oleh kedua tetangga tersebut sungguh diluar dugaan.

Untuk menentukan kapan pesta pernikahan akan di laksanakan sudah jauh-jauh hari direncanakan Sedangkan untuk urusan kematian atau maut ini hanya rahasia Allah, apalagi kejadian ini sama waktunya.

Dan sebagai tetangga yang baik enggak salah sih, tetap melangsungkan pesta pernikahan tersebut. Namun sebaiknya untuk pengiringan musik dalam pesta dikurangi volumenya atau ditiadakan sama sekali. Tetangga yang dalam keadaan berduka menginginkan suasana hening dan tenang untuk mengantarkan anaknya ke tempat peristiwa terakhir.

Malahan yang saya temui kemarin tetangga yang lagi pesta tersebut sampai larut malam iringan musik tetap menyala dan tetap ada.

Itulah suka dukanya hidup bertetangga. Semoga saja dapat kita ambil pelajaran dari dua peristiwa di atas

Jadilah tetangga yang saling punya tenggang rasa terhadap tetangga yang lain. Agar tercipta kerukunan serta keharmonisan.

Solok, 23 Februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Memang di jaman ini empati dan simpati seakan menjadi barang langka. Semoga saja kita mampu memelihara dua rasa ini. Inspiratif Bun.

23 Feb
Balas

Makasih pak..Peristiwa yang sangat mengiris hati.Semoga saja rasa empati n simpati trus ada di kehidupan kita.Aamiin

23 Feb

Setuju bun, saling peduli satu sama lain. Salam kenal ya

23 Feb
Balas

Makasih bundaTelah bekunjung, slm kenal kembali

23 Feb
Balas



search

New Post