Setelah dikeluarkan surat pemanggilan santri oleh Pondok tempat anakku mengaji dan menuntut ilmu, hatiku jadi tak menentu, karena semua santri yang akan masuk asrama haru sdi swab terlebih dahulu, pikiran jadi kacau, ya takut kalau anakku terinfeksi corona, tapi kalau dirumah bagaimana dia belajar, sedangkan aku juga harus ngantor walaupun ngajarnya online tapi harus di Sekolah.

Hampir setiap hari kami bahas hal itu, aku kemukakan keraguanku baik sama suami, anakku yang paling besar, dan juga pada saudara-saudaraku, semuanya mengatakan kalau ragu nggak usah.

Namun melihat bagaimana perjuangan anakku ketika belajar dirumah, menambah hafalan dirumah, aku kasihan, dan puncaknya ketika dia Ujian KD di mapel matematika, ketika aku pulang sekolah dia langsung melapor, "mi, tadi adek ujian, tapi adek harus remedi", melihat wajahnya tak rela untuk diremedi, aku jadi iba, lalu aku nanya dia, gimana nak, apa kita ke pondok, dengan memenuhi semua persyaratan untuk masuk ke pondok, anakku langsung menjawab "iyalah mi".

Entah mengapa setelah anakku menjawab iya, air mataku langsung mengalir, sampai anakku nanya, ada apa mi, dalam hatiku nggak usah nanya nak,umi hanya nggk bisa bayangkan jika makhluk yang bernama corona..., dan suamiku juga memotivasiku, mi serahkan semua pada Yang Maha Kuasa, umi nggk usah bimbang, dia ke pondok untuk menuntu ilmu.

Dan sampailah hari dia harus masuk asrama, semua persyaratan sudah kami siapkan,dan hari itu dia sudah bergabung dengan teman-temannya, dan tentunya juga sudah diswab. Dari pondok memberi tau bahwa hasil swabnya akan keluar tiga hari kedepan. selama menunggu hasil swab kami semua takhenti-hentinya berdoa, memasrahkan semuanya pada yang kuasa, dan tentunya tak hentinya mensuport putraku untuk selalu sabar.

Dan tadi pagi ketika aku masih di sekolah,anakku mngirim WA, "Assalamualaikum mi, Alhamdulillah hasil swab adek sudah keluar, dan negatif mi",

Alhamdulillah, terimaksih ya Allah, terimaksih ya Allah.