R. ENENG SITI HAJAR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerpen

Ada Buaya di Gerbang Sekolahku

Waktu menunjukkan pukul 5:30. Sepagi itu Bu Narti sudah sampai di Sekolah. Bu Narti adalah salah seorang wakasek bidang kesiswaan yang sampai saat ini Bu Narti sudah menjabat wakasek kesiswaan selama satu tahun.

Dengan semangat pagi Bu Narti siap melaksanakan tugasnya. Tugas tambahan yang diamanatkan padanya selain tupoksinya sebagai guru mata pelajaran.

Setelah memarkirkan motornya di halaman parkir belakang sekolah, Bu Narti bergegas menuju ruang kerjanya dan langsung mengambil map merah, lalu berjalan menuju ke gerbang sekolah. Bu Narti siap menyambut para siswa siswinya dengan hangat dan senyumannya yang khas.

Satu per satu siswa siswi berdatangan susul menyusul lalu menyalami Bu Narti. Sambil mengucap salam setiap siswa siswi melakukan 'sun tangan'. Sebuah tata krama yang sudah sangat mengakar di masyarakat Indonesia. Bu Narti menyambutnya dengan sapaan hangat.

"Selamat pagiii, Nak! Selamat datang di sekolah. Senang kalian bisa datang lebih awal." Sapa Bu Narti.

Begitulah sapaan Bu Narti setiap kali terucap menyapa siswa-siswinya sesaat mereka tiba tepat di gerbang sekolah. Sebagaimana anjuran bapak mantan menteri pendidikan Anies Baswedan dan juga merupakan salah satu agenda Presiden Joko widodo, bahwa Penguatan Pendidikan Karakter merupakan kebijakan pendidikan yg bertujuan untuk mengimplementasikan 'nawacita' presiden Jokowi, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melakukan revolusi karakter bangsa, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Gerakan Revolusi Mental

tentang penanaman karakter yang wajib dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan di Indonesia yang kemuadian dituangkan dalam silabus dan kurikulum 2013. Salah satu pernyataan beliau adalah bahwa penanaman karakter harus sedini mungkin bahkan sejak para siswa memasuki gerbang sekolah. Dari pembiasaan itu diharapkan dapat terbentuk karakter pribadi bangsa yang sopan, santun, dan tangguh.

Waktu berlalu cepat, seakan tak terasa sudah menunjukkan pukul 7:00 pagi. Petugas keamanan sekolah pun sudah mulai mendorong pintu besi gerbang sekolah pertanda bahwa para siswa yang datang setelah ini berarti dianggap terlambat, dan tentu saja sanksi berupa 'punishment' sudah menanti mereka yang terlambat datang. Tidak hanya para siswa tetapi juga guru.

Sanksi yang diberikan kepada para siswa yang terlambat datang pun harus bersifat mendidik dan mendukung revolusi mental tentang penanaman karakter dan bukan berupa hukuman fisik.

7:10 adalah waktu toleransi yang ditentukan setelah disepakati bersama dalam sebuah rapat dewan guru dan manajemen sekolah sebagai waktu 'keterlambatan'.

Pintu gerbang sudah ditutup. Terlihat kerumunan para siswa yang telat berkumpul di depan gerbang sekolah. Mereka didata oleh petugas piket. Dicatatkan nama, kelas, serta alasan keterlambatannya. Berbagai alasan. Ada yang mengatakan ban bocor, mengantar adik dulu, macet, telat bangun, dan berbagai alasan lainnya. Mereka yang terlambat umumnya adalah anak-anak yang sudah terbiasa terlambat, sehingga memang bagi mereka pelanggaran disiplin bukanlah hal

Setelah semua dicatat barulah mereka dipersilahkan masuk namun tidak diizinkan langsung masuk kelas. Mereka harus menerima sanksi terlebih dahulu. Ada yang mengerjakan soal latihan pelajaran yang mereka terima pada jam pertama, disuruh menghafal beberapa ayat qur'an atau menghafal ayat-ayat kitab lain bagi yang non muslim, atau kadang juga disuruh untuk melaksanakan gerakan bersih-bersih seputar lingkungan sekolah.

Pukul 7.50 bel berbunyi menunjukkan bahwa jam pelajaran pertama usai. Semua siswa yang terlambat datang dipersilahkan masuk kelas.

Dandhi adalah satu diantara siswa yang terlambat. Dia masuk kelas dan bu Prasty, guru bahasa Indonesia tengah berdiri di depan kelas menerangkan pelajaran. Secara kebetulan saja materi yang dibahas adalah teks ulasan. Bu Prasty, panjang lebar menjelaskan ulasan film 'Laskar Pelangi'.

"Assalamu'alaikum....". Sapa Dandhi

"Wa'alaikumsalam warrohmatullahi wabarokaatuh". Jawab bu Prast.

"Dandhi, ini kali keberapa kamu telat?" Tanya bu Prasti.

"Baru sekarang, Bu! Maaf tadi ban bocor Bu, jadi saya cari tempat tambal dulu Bu, jauh lagi. Lihat Bu saya sampai keringetan gini baju aja sampai basah Bu." Dandhi menjelaskan panjang lebar.

"Ya, sudah. Duduk! Mana Faishal? Ibu belum lihat dia. Apakah dia juga terlambat?"

"Ada, Bu. Faishal tadi saya lihat di depan gerbang Bu. Tapi dia ngga mau masuk Bu, takut katanya." Jelas Dandhi

"Takut kenapa?" Tanya bu Prasti.

"Kurang tahu, Bu."

"Anak-anak, coba kalian perhatikan! Tadi kalian sudah menonton film 'Laskar Pelangi'. Betapa gigih perjuangan anak-anak didalam film itu. Mereka begitu bersemangat untuk sekolah. Perjuangan mereka sangat keras. Untuk sampai di sekolah saja mereka harus melewati jalanan yang terjal, di kiri kanan ada jurang yang curam, bahkan mereka harus lewati bukit-bukit berbatu. Bahkan mereka harus menyebrangi sungai yang arus airnya deras dan terkadang harus menunggu berjam-jam bila kebetulan ada seekor buaya yang sedang berjemur di pinggir sungai. Tapi mereka tetap tak pernah surut semangat. Mereka menunggu walau harus terlambat datang ke sekolah. Alangkah hebatnya mereka itu. Lintang, yang kebetulan hari itu terjebak oleh sang buaya yang sedang berjemur. Dia tetap bertahan dan menunggu sampai sang buaya itu pergi, dan dia melanjutkan perjalanan menuju sekolahnya. Hebat sekali Lintang, bukan? Tapi kalian...baru telat 5 menit saja sudah ngga mau masuk sekolah, karena macet saja sudah enggan sekolah, karena hal sepela saja sudah males ke sekolah. Mental kalian itu lemah. Semangat kalian dan motivasi belajar tidak sekuat dan setinggi anak-anak Laskar Pelangi.

"Ya, Bu mereka takut masuk Bu kalau sudah terlambat, karena ada buaya di gerbang sekolah." Jawab Dandhi tiba-tiba memotong penjelasan bu Prasti.

Sontak anak-anak semua tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban spontan Dandhi. Karena jelas dikalangan anak-anak istilah itu sudah jelas ditujukan pada bu Narti, wakasek kesiswaan yang setiap pagi berdiri tepat di gerbang sekolah. Banyak siswa yang takut dengan beliau. Bukan segan tapi takut karena bu Narti memang dikenal sebagai guru galak dan judes di kalangan siswa sehingga banyak siswa yang merasa takut bila harus berhadapan dengan beliau.

Tanpa terduga bu Prasti baru menyadari bahwa kali ini ada anak yang menjuluki 'buaya' untuk bu Narti. Astaghfirullah....

"Semoga saya tidak menjadi guru yang ditakuti oleh siswa". Kata hati bu Prasti...

Seminggu berlalu, tepat dihari yang sama pada jam yang sama kembali bu Prasti mengajar kelas Dandhi, dan mendapati tak satupun yang terlambat datang. Namun ketika bu Prasti mengabsen siswa...

"Dandhi." Panggil bu Prasti.

"Hadir, Bu." Jawab Dandhi sambil mengangkat tangannya

"Faishal!"

"Hadir."

"Lho, koq kamu bisa masuk?" Tanya bu Prasti menyelidik.

"Hehe...ehmmm....ehmmm... Buayanya dah lewat Bu." Jawab Faishal sambil terbata-bata.

Bu Prasti hanya tertegun sambil menahan tawa.

#ensitha

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Sanksi yang diberikan kepada para siswa yang terlambat datang pun harus bersifat mendidik." Demikian pula dengan gurunya. Saya usul sanksinya diterapkan sama baik siswa dan guru. Pasti nendang banget.

28 Jul
Balas

Iya pa yudha...aturan mah sudah dibuat, baik ke siswa dan ke guru yg terlambat ada sanksi.

28 Jul
Balas

smoga kita tdk ditakuti tp disegani...bagus bu Eneng sangat menginspirasi tulisannya

28 Jul
Balas

terima kasih komennya bu umul...apalagi bisa menginspirasi

30 Jul



search

New Post