R. ENENG SITI HAJAR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

LEBARAN, TRADISI MUDIK DAN BUDAYA SILATURAHIIM ALA KELUARGAKU

LEBARAN, TRADISI MUDIK DAN BUDAYA SILATURAHIIM ALA KELUARGAKU

Lebaran adalah hari raya umat Islam yang dirayakan selepas melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh selama bulan Ramadhan. Lebaran sering dikatakan sebagai pesta kemenangan bagi orang-orang yang beriman, yang sanggup bersabar dalam melaksanakan ibadah-ibadah selama bulan suci ramadhan. Bersabar dalam melaksanakan puasa, menahan lapar dan haus di siang hari, menahan hawa nafsu amarah, menahan segala jenis godaan yang dapat membatalkan puasa dan membatalkan pahala puasa.

Di hari lebaran semua orang suka cita merayakannya. Persiapan pun sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari menjelang lebaran. Tidak heran kalau di hari lebaran semua serba ada, yang tidak adapun diada-adakan. Mulai kue-kue aneka macam, ketupat opor dan sambal goreng tersaji di meja makan saat lebaran tiba, sampai kepada mempersiapkan baju baru lebaran, sekalipun ini bukanlah suatu hal utama dan penting, namun sudah membudaya dan sulit untuk dihindari.

Kini lebaran telah usai. Menginjak hari ke 7 atau seminggu pasca lebaran menyisakan lembaran berkesan tentang pertemuan silturahiim semua anggota keluarga besar di hari lebaran. Silaturahiim secara etimologi berasal dari kata sila (yang berarti sambung atau menyambung), sementara rahiim berarti (kasih dan sayang) jadi silaturahiim berarti menyambungkan tali dan rasa kasih sayang, sehingga terjalin persaudaraan yang semakin erat dan harmonis diantara setiap anggota keluarga.

Silaturahiim lebaran beginilah ala keluarga besarku. Kami merayakan hari lebaran dengan silaturahiim dengan nuansa kegembiraan dan kehangatan serta penuh keakraban diantara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya . Semua anggota keluarga besarku berkumpul dari keluarga yang tinggal jauh diluar kota yang mereka sengaja pulang kampung (mudik) berharap bertemu sanak keluarga yang hanya satu tahun sekali itu. kami tak ingin menyia-nyiakannya.

Hari pertama syawal, kuisi dengan pergi silaturahiim ke kota Garut, kota masa kecil suami. aku berkunjung ke rumah mertuaku. Karena kedua orang tuaku sudah sama-sama pergi meninggalkan kami untuk selamanya, jadi kini kedua orang tuaku adalah bapak dan ibu mertua. Kami melaksanakan sholat iedul fitri bersama kelarga besar suami di sana. Selepas iedul fitri tidak ingin kulewatkan waktu untuk menjenguk pusara ibu bapakku di pemakaman Tenjolaya. Di sanalah mereka berada. Ada rasa haru yang tak terkira sesaat setelah sampai di depan pintu makam. Aku berhenti sejenak, membayangkan masa lalu yang mengingatkanku pada waktu beberapa puluh tahun yang lalu. Aku pernah berfoto bersama Bapak di depan gerbang makam ini, saat usiaku baru menginjak sekitar 3 tahun. ‘Inilah rumah ibu bapakku sekarang.’

Kulangkahkan kakiku mulai memasuki pemakaman. Kudapati makam Bapak dan kupanjatkan du’a khusus untuk beliau. Lalu, aku lanjutkan pergi ke makam Ibu yang letaknya memang sedikit berjauhan. Walau masih satu area tapi letaknya memang tidak berdampingan. Inilah bentuk silaturahiimku kepada ibu bapakku sekarang.

Silaturahiim hari pertama dihabiskan dengan berkunjung ke setiap rumah saudara dan kerabat. Habis berkunjung ke satu saudara dilanjut berkunjung ke saudara yang lainnya. Begitu seterusnya. Terkadang mereka juga yang berkunjung ke rumah kami. Dalam ruang yang sempit kadang sampai berdesakan, tapi kami sangat bahagia merasakan pertemuan antar anggota keluargaku yang jarang sekali terjadi.

Aku memang tidak bisa berlama-lama berlebaran di kota dodol ini, kerena esok harinya tepat di hari kedua lebaran perhelatan silaturahiim berikutnya adalah dengan keluarga besar dari bapakku. Acara yang sudah rutin dilaksanakan. Tepat tanggal 2 syawal kami berkumpul di salah satu keluarga yang sudah ditunjuk dan secara bergantian setiap tahunnya. Kali ini acara kumpul silaturahiim keluarga bapak dilaksanakan di rumah adikku di Marga asih, Cimahi.

Satu demi satu anggota keluarga besarku berdatangan susul menyusul. Semula acara dijadwalkan dimulai sekitar pukul 10.00 pagi. Tapi terpaksa harus telat karena menungu kedatangan mereka yang datang dari berbagai kota baik di Bandung maupun di luar Bandung membuat mereka tidak bisa hadir secara bersamaan. Tidak apalah sedikit telat yang penting bisa berkumpul dan bahagia bersama.

Saat acara dimulai, dibuka oleh pembawa acara dilanjutkan dengan memperdengarkan lantunan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan mendengarkan sedikit petuah dan nasihat dari sesepuh dan yang dituakan di keluarga kami, terkadang juga sengaja kami memanggil ustadz (diluar anggota keluarga) untuk memberikan ceramah. Dan dari ceramah yang disampaikan kita dapat mengambil ilmu yang bermafaat bagi kemaslahatan didalam menjalani hidup kita sehari-hari serta pentingnya silaturahiim. Akhir dari penyampaian ceramah langsung dilanjut dengan du’a penutup.

Acara berikutnya adalah ber musafahah. Sebuah tradisi kita jika ada pertemuan silaturahiim rasanya belumlah afdhol atau belum sempurna jika kita tidak saling berjabat tangan untuk saling memaafkan. Para tetua atau yang dituakan duduk berjajar di kursi yang sudah disiapkan, dan kemudian diikuti oleh acara sungkeman yang dimulai dari pihak keluarga tertua (dari si sulung) sampai kepada keluarga termuda (dari si bungsu). Kami saling merasakan kehangatan dan keakraban. Satu demi satu saling sungkem bersalaman sampai selesai. Selesai ber musafahah kami melanjutkannya dengan acara ramah tamah dan makan siang dari hidangan yang tersedia. Acara berlangsung santai dan penuh kekeluargaan serta diiringi dengan hantaran musik dan suguhan menyanyi dari saudara-saudara kita sendiri sehingga suasana menjadi semakin semarak ... Dan ternyata banyak yang bersuara merdu yang tak kalah merdunya dengan artis-artis penyanyi profesional.

Hari ke tiga lebaran pun tak kalah membahagiakan. Kali ini silaturahiim dengan keluarga besar dari ibuku. Acara berlangsung sama dan begitulah acara setiap kali iedul fitri tiba tak lepas dari tradisi mudik dan budaya silaturahiim antar anggota keluarga yang sengaja di setting ditempatkan di satu tempat dengan penyelenggara satu keluarga secara bergiliran stiap tahunnya, sehingga kita dalam satu waktu yang bersamaan bisa berkumpul serentak tanpa harus berkunjung lagi sana sini menemui keluarga yang jauh, belum lagi saat berkunjung malah keluarga yang dikunjungi tidak ada di tempat karena sedang pergi berkunjung ke tempat lain, tapi dengan cara seperti ini kita tak perlu repot-repot lagi pergi sana sini, karena sudah bertemu bersama.

Lebaran, tradisi mudik dan budaya silaturahiim adalah hal-hal yang saling terkait dan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Kita pun bisa mengambil pelajaran berharga dari itu semua. Bahwa mudik saat lebaran tiba adalah suatu aktifitas yang dapat mempererat tali silaturhiim diantara setiap anggota dalam keluarga yang sudah terpisah oleh jarak, ruang dan waktu serta oleh segala aktifitas dan kesibukan masing-masing hingga sulit untuk bertemu satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu moment lebaran adalah saat yang penting dan berharga untuk mempertemukan mereka-mereka yang sudah punya sedikit waktu untuk saling berjumpa.

SELAMAT HARI LEBARAN – TAQOBALALLAHU MINNA WAMINKUM SYIAMANA WASYIAMAKUM, MINAL AIDIN WALFAIDZIN. MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN.

Barokallahu fiumrik.

#9syawal1438hijriah

#ensitha

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mirip sinetron kejar tayang.....he...he....

04 Jul
Balas

"Mudik saat lebaran tiba adalah suatu aktifitas yang dapat mempererat tali silaturhiim diantara setiap anggota dalam keluarga yang sudah terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu serta oleh segala aktifitas dan kesibukan masing-masing hingga sulit untuk bertemu satu dengan yang lainnya." Semoga dengan slaturahmi menambah tali kasih diantara kerabat, keluarga dekat. Taqobalallahu minna wa minkum.

03 Jul
Balas

berapapun biaya yang harus dikeluarkan, rasanya terbayar tunai dan lunas jika bertemu dengan sanak saudara kita. Amin

03 Jul
Balas

Betul banget pak...

03 Jul

Betul banget pak...

03 Jul

Selalu semangat menyambut lebaran...

03 Jul
Balas

lebaran ajang mempererat silaturahim khususnya keluarga sendiri. baru tetangga dan teman2.asyiknya bersua kerabat menghilangkan lelah. minal aidin walfaizin

03 Jul
Balas

Ingin ikutan dong. Bolehkah. Bu ?

03 Jul
Balas

Ikutan apa nya pak? ;)

03 Jul



search

New Post