Reni Septiana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
REZEKI TAS LIPAT KARENA MUKA DILIPAT (TNGP 2019)
Reni Septiana, S.Pd.SD Lahir di Tanggamus Lampung 34 Tahun yang lalu. Mengajar di SD Negeri 2 Kampung Kotaagung, Kabupaten Tanggamus Lampung. JIka ada kritik dan saran bisa disampaikan via WA 082179942132 email : [email protected]

REZEKI TAS LIPAT KARENA MUKA DILIPAT (TNGP 2019)

Mendengar kata TNGP rasanya sudah tidak asing lagi. Ya, Temu Nasional Guru Penulis. Setahun yang lalu aku mengikuti kegiatan ini untuk pertama kalinya. Perasaan bangga bisa bergabung dalam TNGP tak pernah hilang dan selalu membekas dalam benakku. Ternyata acara yang diprakarsai oleh MediaGuru ini merupakan acara tahunan. Artinya setiap tahun pasti dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional ( HGN ).

Seperti saat ini, perhelatan TNGP 2019 sungguh menakjubkan. Bagaimana tidak? Acara yang berlangsung dua hari pada 30 November – 01 Desember ini diikuti 511 guru penggiat literasi dari seluruh Indonesia. Bagiku kegiatan TNGP ini sangat luar biasa. Banyak memberikan inspirasi, manfaat, bahkan menambah saudara dan tentu saja menambah pundi-pundi rezeki berupa rupiah. Karena banyak guru yang berprestasi dalam dunia bisnis dan membawa barang dagangan dari masing-masing daerah asalnya.

Hari pertama kegiatan TNGP, sengaja aku mengenakan baju ondel-ondel khas Jakarta dengan warna kuning yang sangat melengking. Walaupun aku dari Lampung tapi aku juga pengen jadi artis Ibukota lho. Bukan tanpa tujuan. Tetapi karena sebelumnya sudah berkompromi dengan beberapa kawan jika hari pertama akan memakai kostum tersebut. Seru dan heboh saat bisa berfoto dengan berbagai gaya, dan menjadi ajang temu kangen dengan beberapa guru Alumni Jelajah Literasi Bangkok beberapa bulan lalu.

Namun ada satu hal yang membuat hatiku sedikit kecewa. Ketika aku menghampiri salah satu panitia, dan menanyakan tentang Tas Lipat yang dipromosikan oleh Komandan MediaGuru di Grup, ternyata tas itu sudah ludes terjual.

“Maaf Ibu, Tas lipatnya sudah Sold Out,” dengan ramahnya seorang Ibu panitia itu tersenyum kepadaku.

“Yaaacch….”aku pun membalas senyuman Ibu itu dengan perasaan sedih karena nggak kebagian.

Beberapa guru yang lain aku tanya tentang tas lipat, rupanya mereka memang sudah sejak pagi membelinya. Bahkan ada yang membeli lebih dari satu, dengan alasan untuk oleh-oleh. Aku meminta untuk digantikan tapi tidak juga diberikan. Nasib oh nasib. Jujur saja, aku sedikit tidak konsentrasi alias gagal focus karena memikirkan tas lipat. Aku menyesal mengapa tidak titip pesan duluan dengan kawan yang terlebih dahulu sampai. Mungkin raut mukaku ini terlihat dilipat sedih karena memikirkan tas lipat bawaan Pak Komandan.

Acara hari pertama akan ditutup pukul 4 sore. Hati ini masih saja gelisah karena Tas lipat berseliweran di depan mata. Padahal segelas kopi hitam sudah kuhabiskan berharap akan tenang, tetapi ternyata sugesti tentang tas lipat tetap erat melekat di dalam bayanganku. Timbul inisiatif bahwa aku harus menghadap Pak Komandan Ihsan perihal ini.

Dengan penuh keberanian dan sedikit deg-degan aku memberanikan diri untuk izin menghadap dan berbicara kepada beliau bahwa aku tidak kebagian tas lipat yang dibawa Komandan. Beliau pun bingung karena memang sudah habis terjual. Dengan muka yang tetap dilipat sedih, aku sangat berharap Komandan Ihsan memberikan jawaban yang menenangkan. Apalagi barang bawaanku lumayan banyak karena telah berbelanja kain, kayu dan buku pada peserta TNGP.

Setelah beberapa menit dengan muka memelas aku terus memohon agar bisa membeli tas lipat untuk membawa barang-barangku. Dan akhirnya, dengan kebaikan Pak Komandan Ihsan dan keikhlasan beliau, tas lipat kepunyaan beliau dilepaskan dan diberikan untukku. Alhamdulillah….Langsung sumringah wajahku mendapatkan tas lipat yang istimewa karena gratis tak berbayar. Semoga Pak Komandan Ihsan makin berlimpah rezekinya. Saking senengnya tak henti-hentinya aku berucap syukur mendapat rezeki tas lipat karena muka dilipat. Aku merasa beruntung dan tas lipat akan segera melesat menuju Lampung.

Dengan suasana hati yang sangat bahagia aku siap melanjutkan kegiatan di hari kedua dengan agenda naik MRT Stasiun Lebak Bulus menuju Kantor Kementrian Pendidikan. Terimakasih kepada MediaGuru, CEO dan para panitia penyelenggara dan semua pihak terkait serta seluruh teman-teman semuanya yang telah mensukseskan acara TNGP 2019, menyatukan kami para penulis senusantara. Semoga MediaGuru makin sukses makin Berjaya dan Berkarya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cantik ciamik orang dan ceritanya. Pantas saya ragu untuk menyapa mba Rere, karena berbusana batik DKI. Mba Rere kan berasal dari Lampung

13 Dec
Balas

Bagus Dek Rere ...salam sukses

13 Dec
Balas

Masih belajar teteh Ais...

13 Dec

Iya Bunda Dalia... Udah diniatkan mau pake Batik Ondel-ondel biar bisa jadi artis Ibukota Bund... Ondel-ondel Lampung Numpang Manggung... Hehehehe

13 Dec
Balas



search

New Post