Gegara Rambutan, Body Rambo Hati Bimbo
Gegara Rambutan, Body Rambo Hati Bimbo
Menunggu istirahat setelah sholat dhuhur digunakan Aruni untuk ngobrol dengan Bu Yumna, mereka asyik ngobrol tentang kebun di rumah Bu Yumna yang ditanami berbagai macam buah. “Enak dong Bu, berbagai macam buah ada semua di kebun Ibu?” Tanya Aruni, “Iya, Run, kapan-kapan mainlah ke rumah saya, silakan lihat dan petik buahnya. Saat ini musim rambutan dan durian, Run, kau mainlah kesana, pilih dan petik sesuka hati kau,” ajak Bu Yumna. “Enak lagi kalo tetiba ada yang bawain rambutan ya Bu” canda Aruni sambil menelan saliva karena membayangkan manisnya rambutan. “Dih, siang-siang begini anak gadis koq bermimpi, kalau mau ayolah ke rumah saya, dijamin gratis dan rasanya enak, manis, bikin ketagihan. Kalau mau sekarang ya sana beli ke kios buah di depan, banyak yang jual, Run.” “Kalau itu bayar, Bu. maunya ada yang bawain satu kresek kecil aja, Bu. kan enak apalagi cuaca lagi cerah, maunya cari yang segar-segar, Bu. Aruni lagi mager alias malas gerak, Bu,Hehehe”kekeh Aruni.
“Ini Run, gratis buat kamu, silahkan dicoba,” kata pak Agus sambil menyerahkan satu kresek hitam kecil. “Alhamdulilah Pak, makasih pak Agus, pucuk dicinta ulam tiba. Rejeki gadis solehah bu Yumna, pas Aruni pingin, pas ada yang bawain, dan pas untuk saya. Bu Yumna maukah?”tawar Aruni. “Tidak usah, Run. Alhamdulillah koq ya kebetulan, Pak Agus. Tadi Aruni ngobrol sama saya, maunya ada yang bawain satu kresek rambutan, hehehehe koq pak Agus tahu kalau Aruni lagi pingin rambutan?” selidik Bu Yumna sambil tekekeh. “Perasaan saya lagi tidak enak bu, rasa-rasanya koq ada anak gadis yang kelaparan, ngiler pingin rambutan,”canda Pak Agus. “Selamat menikmati rambutannya, Neng. Ada yang manis kek saya, ada yang masam kek Pak Soni, hehehehe…. Sudah saya pamit dulu, Run, Bu Yumna, saya mau melanjutkan istrirahat siang di musholla, saya ngantuk, Bu. Mau rebahan sebentar,” pamit Pak Agus.
Aruni menikmati sekantong kresek rambutan sendirian karena berkali-kali Aruni menawarkan ke Bu Yumna beliau tetap tidak mau, “sudah kau nikmati saja rambutan itu, aku sudah berkali-kali makan rambutan, Run,” tolak bu Yumna ketika ditawari Aruni. Kulit rambutan berceceran di depan Aruni, karena dia asyik makan rambutan hingga kedatangan Pak Soni tidak diketahui Aruni dan Bu Yumna. “Pantas saja rambutan di meja kantor tinggal yang busuk, ternyata rambutan yang dibawa Pak Muji sudah dipilih kamu, Run? Kamu koq culas, enak-enakan makan. Rambutan yang masih baik dan bagus dipilih, diamankan, disimpan dalam satu kantong kresek terus makannya juga menjauh dari kantor.” Kata Pak Soni panjang lebar tanpa menghiraukan perasaan Aruni. Aruni hampir tersedak dan Bu Yumna kaget mendengar omongan Pak Soni, “Eh maaf pak, saya tidak tahu kalau bapak ada di sini, maaf juga pak, ini rambutan saya dapat dari Pak Agus, tetiba beliau datang bawa satu kresek rambutan pak, beliau bawakan rambutan ke saya disaksikan Bu Yumna, iya kan bu?” tatapan mata Aruni menunjukkan bahwa ia minta dibela Bu Yumna biar Aruni tidak difitnah, dikatakan culas, serakah gegara rambutan. “Betul yang dikatakan Aruni, pak. Rambutan itu dari Pak Agus.” Jelas Bu Yumna. “Saya ke sini mau bicara dengan Bu Yumna, saya minta segera ibu buat laporan keuangan sosial karena akan saya bawa rapat ke dewan pemegang saham. Udah saya pamit, silakan nikmati rambutan itu, kasihan teman-teman yang lain dapat yang busuk, kamu menikmati yang bagus. Permisi Bu Yumna,” pamit Pak Soni dengan wajah yang masam meninggalkan mereka.
“Saya salah ya bu? Gegara rambutan saya dikatakan culas,”
“Sudah biarkan saja, rambutannya tinggal sedikit dihabiskan saja, tidak baik membuang-buang makanan.”
“Tidak usah mewek apalagi baper, Run. Kau itu body Rambo hati koq Bimbo,”ledek Bu Yumna. “Ah ibu…”jawab Aruna lirih….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar