reni setiawati

Masih terus belajar, belajar, dan belajar berusaha untuk berkarya secara maksimal...... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perlunya Pendidikan Seks untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Perlunya Pendidikan Seks untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Pentingnya Pendidikan Seks

Pendidikan seks perlu dikenalkan dan diajarkan kepada para Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), pendidikan seks dikenalkan kepada ABK baik dari usia dini yaitu usia 0-8 tahun hingga usia remaja yang sangat rentan dengan informasi dari dunia luar.

Pendidikan seks sejak dini harus menjadi tanggung jawab guru dan orang tua, pada usia 0 sampai 4 tahun yang bertanggung jawab dalam pengenalan pendidikan seks adalah orang tua, peran orang tua dalam pengenalan pendidikan seks adalah mengenalkan nama organ tubuh, mengajarkan kepada anak bagian organ yang tidak boleh dipegang orang lain selain dirinya sendiri sehingga akan melindungi anak dari pelecehan seksual.

Pengenalan Pendidikan seks juga harus diajarkan untuk ABK, jika dilihat dari karakteristik ABK, mulai dari tunanetra, tunarungu wicara, tunagrahita, tunadaksa, dan autis, pengenalan yang diberikan pun juga berbeda. Pengenalan awal tentang pendidikan seks dimulai dari pengenalan pada organ tubuh mereka, mengenalkan sistem reproduksi, fungsi serta bagian-bagian organ reproduksi, tujuannya agar mereka tahu dan paham sehingga ketika mereka mendapatkan informasi dari luar mereka sudah siap selain itu diharapkan mereka bisa berhati-hati dengan perlakuan berbahaya yang diterima seperti pelecehan seksual.

Setiap anak akan mengalami masa pubertas pun sama yang dialami ABK, perempuan akan mengalami masa pubertas lebih awal yaitu pada usia 11-12 tahun sedangkan laki-laki pada usia 13-14 tahun. Perubahan yang dialami pada masa pubertas yaitu akan mengalami menstruasi untuk perempuan dan mimpi basah untuk lelaki.

Sebagai orang tua yang memiliki ABK, pertama kali anak perempuan mengalami menstruasi, mereka akan histeris, kaget, kenapa ada darah di celananya? Peran orang tua terutama ibu wajib memberikan jawaban yang jujur, memberikan pengertian kepada ABK, bahwa hal itu tidak apa-apa, ibu wajib memberikan motivasi dan mendorong anak perempuannya untuk bisa menjaga kebersihan organ kewanitaan.

Pun sama dengan anak lelaki, mereka pasti akan bercerita, “Semalam adek ngompol, Yah, Bu.” ketika mereka mengalami mimpi basah. Nah, peran orang tua wajib menjelaskan, penjelasan dimulai dari hal sederhana, dari pengenalan organ reproduksi hingga ke topik yang lebih luas seperti penis yang dapat mengeras sewaktu-waktu baik siang maupun malam, menjelaskan kepada anak bahwa yang keluar waktu mimpi basah itu bukan air kencing tetapi cairan putih yang lengket yang disebut sperma.

Menjelaskan kepada ABK bahwa menstruasi dan mimpi basah adalah hal normal, yang perlu ditekankan bahwa mereka harus bisa menjaga kesehatan organ reproduksinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post