Ketika seorang anak laki-laki yang berusia empat tahun bernama Abiyu pulang ke rumah bersama ayahnya dari bermain di lapangan dekat rumahnya menghampiri mamanya yang sedang menelpon temannya, Abiyu menyapa “assalamualaikum mama”. Mamanya mengangguk sambil terus menelpon temannya. Abiyu mengulangi lagi “assalamualaikum mama” dan mamanya menjawab lagi dengan anggukan sambil mengedipkan mata seolah-olah memberi isyarat bahwa mamanya sudah mendengar “salam” yang diucapkan Abiyu. Abiyu mengulangi lagi “assalamualaikum mama”, mamanya menjawab lagi dengan isyarat yang sama ditambah lagi dengan gerakan tangan meminta Abiyu duduk didekatnya. Abiyu berkata “mama jawabnya bukan begitu, jawabnya itu waalaikumsalam Abi”.

Abiyu bingung, mama dan gurunya di TK sudah mengajarkan aturan menjawab salam yang baik, tapi mamanya menjawab salam seperti itu.

*****

Kejadian di atas contoh tidak matching antara adab dan kebiasaan yang sudah diajarkan kepada anaknya dengan apa yang telah diperlihatkan mamanya. Mungkin kita menganggap ini sepele, kita tidak menyadari kalau hal yang sepele ini bisa menjadi kebiasaan yang tidak baik. Saya menuliskan kejadian ini agar kita selaku orang dewasa yang dekat dengan anak-anak seharusnya dapat memberikan contoh teladan yang baik kepada anak-anak kita.

Penulis adalah peserta Bimtek Literasi Penulisan Buku tahun 2017 yang diadakan oleh PPPPTK TK PLB Bandung di Batam