Berselang beberapa bulan kemudian, kabar gembira akhirnya menghampiri keluarga Jumat dan Timah. Istri dari Jumat telahpun mengandung. Hal ini merupakan kabar bahagia tak terkira bagi Jumat. Dengan segera tanpa menunggu Timah dengan sumringah memberitahu kepada Jumat sang suami tentang kabar kehamilannya.

"Baaanggg..." Pekik Timah dari jauh saat melihat suaminya baru saja pulang melaut.

"Ade ape Timah, senang betol nampaknya" jawab Jumat ketika melihat Timah seperti anak kecil yang berlari menghampiri dirinya.

"Baangg, ..Bang..., Timah mengandung bang, Timah mengandung.."

"Engkau ngandung Timah, aku bahagie Timah, Aku bahagie mendenga nye, ini harus kite jage sebaek mungkin, Abang janji apepun yang engkau dan anak kite ndak,pasti akan abang kabolkan". Kata Jumat seraya memegang bahu Timah dengan rasa bahagia yang tak terucapkan.

"Iye bang, mekaseh ye bang" sahut Timah dengan Rasa bahagia yang tidak kalahnya.

Kehamilan yang sangat dinanti, sudah pasti membuat Jumat dan Timah sangat menjaga kehamilan dan calon buah hati mereka berdua. Demi menjaga sang istri yang sedang hamil, Jumat mengurangi pekerjaannya ke laut untuk mencari ikan, waktunya pun banyak tersita untuk mendampingi kehamilan istri tercintanya. Hingga suatu siang ketika hendak makan, Jumat menegur Timah yang seperti tidak berselera untuk makan.

"Ngape Timah, abang nengok macam tak selera makan aje engkau ni, makan lah siket Timah, ingat lah anak kite yang kat dalam tu nak makan juge, kesian lah die Timah", Kata Jumat sambil terus membujuk Istrinya untuk makan.

"Tak taulah bang, siketpun tak Ade selere makan, rase lapar pun tak ade bang", jawab timah sambil terus memandang nasi di depan nya dengan lesu.

"Tak molek cakap macam gitu Timah, ingat anak kite Timah",jawab Jumat tak kalah memelas.

" Bang bang, Timah macam nak makan ruse putehlah bang", ucap Timah tiba tiba

"Ape ?? ruse puteh??" Jumat terkejut.

"Iye bang, Timah nak betol makan ruse puteh, boleh tak bang, Abang carikkan untuk Timah demi anak kite?" Pujuk Timah

" Timah ,Timah Ade Ade aje ngidam engkau ni, dimane pulak aku nak carik ruse puteh tu, orang kampong kite cakap, ruse puteh tu dah jarang nampak, kalaupun Ade itu pon kat pulau seberang sane",jawab Jumat bingung.

"Tapi, Timah teringin sangat nak makan ruse puteh tu bang," pinta Timah memelas

"Kire kire tak dapat diganti ngidam tu dengan pemakan yang Laen Timah?"

"Tak bise bang, tak bise" jawab Timah dengan sedikit merajuk

"Yelah, besok abang carikkan ye, kalau hari ni memang dah tak dapat lagi, hari pon dah nak petang," jawab Jumat mencoba menenangkan istrinya dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Timah.

Sambil termenung memikirkan tentang keinganan istrinya yang mengidam ingin memakan rusa putih, Jumat teringat dengan kawannya yang pernah bercerita tentang pulau seberang yang selalu dijadikan tempat perburuan para raja. Pulau Buru namanya. Konon, karena banyak orang berburu kesana dan kabar baik yang didengar oleh Jumat Rusa Putih yang ia cari ada di Pulau Buru tersebut.

Keesokan harinya,dengan bekal yang telah disiapkan oleh Timah, Jumat berangkat pergi berburu untuk mendapatkan Rusa Putih yang idam idamkan oleh istrinya. Jumatpun meninggalkan Timah yang sedang hamil muda demi mendapatkan Rusa yang diinginkan oleh istrinya.

Bersambung...

Kundur, 29 Rajab 1441 H / 24 Maret 2020