Resi Gustiarini, S.Pd

Seorang Abdi Negara yang terlahir di Kota Serambi Mekah Padang Panjang 15 Agustus 1985. Mengabdikan diri menjadi Guru Sekolah Dasar di SDN 17 Lubuk Jantan Kecam...

Selengkapnya
Navigasi Web

Salah Gandeng

Salah Gandeng

Keramaian itu terjadi di kota dingin Bukittinggi, karena di hari sabtu masyarakat bukittinggi keluyuran memamerkan dan memasarkan dagangannya baik berupa barang maupun jasa. Aku pun ikut berkeliling kota bersama teman melihat keramaian pasar Bukittinggi. Maklum, namanya ibu-ibu muda yang suka wara-wiri di pasar untuk shopping membeli perlengkapan pribadi dan keluarga.

Berjubelnya pembeli dan pedagang dalam kawasan pasar Bukiitinggi yang membuat pasar itu terlihat sembraut dan kacau balau, sehingga mengharuskan aku tuk saling bergandengan dengan temanku agar nggak hilang dalam keramaian pasar. Jalan beriringan kesana kemari, tawar ini tawar itu sambil tertawa melihat aneka pesona dan beragam keanehan yang terjadi dalam interaksi jual beli.

Sampai suatu saat, kulihat gerobak yang sarat dengan tumpukan barang didalamnya yang sangat menjengkelkan lewat di tengah keramaian pasar dan nggak nyadar kalau gandengan kami terlepas, ternyata aku sudah berjalan sendirian sembari lirik sana lirik sini dengan PD nya. Dalam perjalanan itu terjadi sebuah kecelakaaan, gerobak ibu-ibu jualan jeruk terguling dengan tiba-tiba, sehingga para jeruk menggelinding kesana kemari membuat keramaian itu menjadi-jadi. Aku yang melihat kejadian itu sontak kaget, otakku pun memerintahkan dengan cepat untuk menolong ibu tersebut dan tanpa basa basi langsung kutarik sosok orang berjalan di sampingku tanpa memandangnya karena aku yakin di sebelahku itu adalah temanku yang sedari tadi bersamaku, langsung aku berlari sembari menarik tangannya untuk menolong memunguti jeruk-jeruk itu.

Keyakinanku semakin kuat karena sosok manusia yang kutarik itu tidak memberikan perlawanan dan mengikuti kemana arahku berjalan. Sampai suatu saat, seorang wanita seumuranku sambil menggendong seorang anak datang menghampiriku seraya berkata…maaf mba…..itu suami saya.. sambil menunjuk orang yang ada disampingku itu. Dengan kagetnya aku memandangi orang yang kugandeng tersebut, ternyata….alamaaakkk dia bukan temanku, melainkan sosok laki-laki yang disebut suami oleh wanita itu, dengan wajah merah dan rasa malu yang luar biasa aku minta maaf pada pasangan suami istri tersebut. Sayup-sayup terdengarlah suara cekikikan temanku yang sedari tadi melihat kejadian itu, perasaan campur aduk yang kurasa, malu dan jengkel pada hari itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih ke....

09 Mar
Balas



search

New Post