Aku terjebak! Sudah lima jam aku tersudut di loteng rumah kosong ini. Tadi malam, aku melakukan hal buruk. Aku bersembunyi di sini, di bangunan tak berpenghuni. Gelap dan berdebu. Satu-satunya sumber cahaya hanyalah sinar matahari yang masuk melalui celah jendela. Ah, sudah pagi rupanya.

Aku berangsur berjalan menuju jendela balkon. Aku hanya berani mengintip di balik gorden. Kendaraan satu-dua melintas. Ada orang yang bersepeda, berjalan kaki, ada juga pria yang melintas dengan membawa setumpuk rumput segar di boncengan sepedanya. Barangkali itu untuk sapi-sapinya atau bisa juga kambing atau domba. Selain itu, mataku juga sempat mengintip seorang wanita di rumah sebelah.

Aku masih berdiri berpegangan kusen yang mulai keropos. Mataku beralih cepat ke samping kanan rumah kosong ini. Aku seperti melihat pergerakan seorang pria. Dengan gerakan cepat dia menerobos masuk rumah tempat wanita itu berada. Entah apa yang diperbuatnya di sana. Aku tak berani mengeluarkan kepalaku untuk sekadar mengintip mereka. Tiba-tiba saja aku mendengar jeritan berasal dari kamar itu. Seseorang kembali melompat ke luar kamar dan menghilang. Gerakannya sangat cepat. Siapakah dia? Ah, untuk apa aku memikirkan itu. Yang sekarang harus aku pikirkan adalah bagaimana caranya aku keluar dari balkon ini dan lolos dari kejaran mereka.(*)

Airmolek, 9 Juli 2020