Susi Respati Setyorini

Guru kimia yang jatuh cinta dengan tulis menulis. Ingin menulis apa aja dan di mana aja....

Selengkapnya
Navigasi Web
Sebelum Ramadan Berakhir
by Canva

Sebelum Ramadan Berakhir

Sebelum Ramadan Berakhir.

Kamu pergi saat Ramadan juga pergi. Setiap Ramadan hendak berakhir, seperti melihatmu sedang berkemas, untuk pergi bersama Ramadan. Entah mengapa kamu memilih pergi bersama Ramadan. Tahun lalu, dua tahun lalu, bahkan lima tahun terakhir kamu selalu begini. Pergi tepat Ramadan juga pergi. Dedikasimu yang tinggi, tak lagi bisa menahanmu biarpun hanya sehari.

“Mas, tunda sehari aja, ya,” pinta istrimu.

Kamu hanya menggeleng. “Nggak bisa, Dek.”

Meski kesal tidak berhasil membujukmu, Dyara melanjutkan menata pakaianmu. Kamu tahu ini berat bagi Yara menjalani pernikahan seperti ini. Lima tahun bukan waktu sebentar untuk bertahan.

Romansa selama Ramadan menjadi kehidupan baru kamu dan Dyara yang sempat tertunda. Kamu dan Dyara selalu bersama. Kamu bilang, istrimu sudah bosan sendirian berbulan-bulan sehingga kamu harus maklum jika Yara terlihat bermanja-manja denganmu.

“Mas, apa aku resign aja, ya. Biar kita bareng kamu terus.”

Sore itu, dua hari menjelang kamu berangkat, Yara mengungkapkan keinginannya. Mungkin Yara ingin kamu selalu disisinya.

“Nggak perlu. Kamu sudah berjuang lama untuk sampai di posisi ini. Jangan sia-siakan kesempatan, Dek. Kamu masih muda.”

“Tapi sampai kapan kita seperti ini, Mas. Aku capek, jenuh. Sendirian itu nggak enak, Mas.”

Kamu menyela ucapan istrimu dengan memeluknya erat. Selalu seperti ini terjadi drama menjelang keberangkatanmu. Ada tangis setelah tawa.

*

Setelah lima tahun menikah dan pulang setahun sekali pada saat Ramadan, total waktumu hanya 150 hari saja bersama Dyara. Selebihnya, Dyara dan kamu terpisah jarak. Hidup dengan kesibukan masing-masing. Ditemani sepi yang mendalam.

Ramadan tahun ini, tidak lagi sama. Yara tidak sedang mengemas pakaian kamu dua hari menjelang Ramadan usai. Tidak ada drama sedih yang dilakoni Yara saat kamu mulai masuk mobil, lalu menghilang setelahnya.

Kali ini, bulan puasa berakhir tanpa ada kamu. Kamu seakan menghilang di angka ke-6 usia pernikahan kalian. Kamu meninggalkan Yara sendirian. Baik kamu maupun Ramadan benar-benar berakhir.

Kamu mungkin tidak tahu apa yang terjadi pada istrimu itu. Kamu juga tidak mencari tahu kondisinya setelah kamu tinggalkan. Bagaimana hari-harinya tanpa kamu di sisinya. Barangkali kesepian merangkulnya dengan intim, layaknya mendung hitam yang memeluk langit. Sebentar lagi hujan turun. Bersama sedihnya kamu tinggalkan tanpa sebab.

*

Menurutmu ini bukan perselingkuhan. Pernikahan keduamu yang diam-diam ini bukan pengkhianatan. Ini hal yang manusiawi, menurutmu. Lima puluh lima bulan tanpa Yara, kamu menjadi lemah. Lemah iman dan kesetiaan ternyata terlalu tipis buatmu. Kamu bahkan rela meninggalkan Yara.

“Mas, kapan kita lebaran di keluargamu? Aku kan pengen ketemu ibu mertua.” Istri barumu mulai menuntut.

Kamu diam. Memilih sibuk dengan Arjuna putra sulungmu.

“Tahun ini kita pulang, ya, Mas,” ajaknya lagi.

Tiga tahun yang lalu Neri juga meminta hal yang sama. Saat hamil besar, kamu menghalangi niatnya untuk bertemu ibumu. Berhasil. Tahun lalu, kamu juga berhasil menolak hasratnya lebaran di rumah Ibu.

Tahun ini, kamu seperti kehabisan alasan. Percuma membantah maunya karena tangan-tangannya sedang menata pakaianmu juga Arjuna dan Kinanti. Sebelum Ramadan berakhir.

Airmolek, 10 Mei 2021

#marathon_kelascerpen2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Begitukah menjadi isteri ke-2

11 May
Balas

yang mana ini?

11 May

Menarik sekali ceritanya Bunda. Semoga sehat dan sukses selalu.

11 May
Balas

ibu juga ya sehat-sehat menjelang ditinggal Ramadan

11 May



search

New Post