Dalgona coffee
Setelah minuman datang, Ry bertanya, “Kamu mau janji?”
“Janji apa?” tanyaku manja.
“Janji setia. Kamu setia menungguku.”
Aku mengangguk cepat. “Iya, aku janji.”
Saat Ry mencium tanganku, senyum pun terkembang. Aku bahagia. Lebih bahagia lagi saat Ry memberiku hadiah. Sebentuk cincin bermata indah. Menurutnya, cincin ini sebagai pengikat sekaligus pengingat cintanya.
“Aku mau wanita setia. Kekkon shite kukeru?” [1]
Di tengah bahagiaku, seorang wanita datang dengan segelas minuman di tangan. Setelah meletakkan gelas itu di meja, dia berkata, “Ini pesananmu, Dalgona Coffee.” Matanya tak lepas dari Ryota. Kemudian dia pergi dan tak pernah kembali. Sementara aku, masih duduk di sini menunggu Ry. Di kafe yang sama, menghadap meja dengan Dalgona Coffee di atasnya.
[1] Maukah kamu menikah denganku?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bukunya, Bun. Semoga sukses!
Salam literasi dan ijin follow bunda jika berkenan follow back
Salam literasi dan ijin follow bunda jika berkenan follow back
Salam literasi dan ijin follow bunda jika berkenan follow back
Mantap