"Mencintaimu adalah sesuatu yang paling indah untuk ku lakukan, sejak kita berdua halal bersama. Detik ke detik waktu ku selalu ingin bersamamu. Menabung titik titik keberkahan dari ibadah separuh agamaku."

Barokallah, engkau telah menerima dia seutuhnya. Begitupun kini dia yang bersedia menerima dirimu sepenuhnya. Betapa indah, jalinan kasih yang kian lama kian subur karena dipupuk dengan kejujuran. 

Barokallah engkau dan dia sudah sama-sama sepakat. Bahwa menikah adalah ibadah paling indah yang amat sayang untuk dirusak dengan kebohongan. 

Barokallah engkau dan dia sudah saling mencinta, memeluk satu sama lain dalam suka dan duka. Menerima semua takdir Allah dalam kehidupan sebagai ujian berdua. 

Barokallah, barokallah, barokallah semoga Allah memberkahi dalam setiap usaha untuk ke surga. 

Hidup berdua memang tak semudah hidup sendiri. Karena pada setiap keputusan, engkau perlu bertanya tentang pendapatnya. Guna memastikan "ini bukan kemauan ku saja". Agar pada pelaksanaannya tidak hanya engkau tapi dia juga turut hadir mempertanggung jawabkan semuanya. 

Hidup berdua, seperti dua kepala. Ketika yang satu menyuarakan pendapatnya, maka yang lain akan punya pilihan untuk setuju atau mengoreksi. Tak apa, salah adalah tempatnya untuk belajar. Justru mulailah waspada jika si dia tak pernah berkata tidak. Waspadalah ketika semua pendapatmu di benarkan. Karena sejatinya manusia adalah tempatnya khilaf dan salah. Mustahil untuk selalu sempurna. 

Seperti sepasang sayap ke surga, engkau dan dia perlu sepakat pada satu perkara. Agar kepak sayapmu seirama dengannya, melesat jauh menembus angkasa.