#TagurHariKe19

Bersyukur dengan yang ada. Jangan lihat yang tidak ada. Pernyataan tersebut bisa saja benar karena rasa syukur itu tak terukur. Jika kita membanding-bandingkan dengan hal lain atau pun orang lain, rasa syukur akan kian memudar. Setiap orang punya cara yang berbeda untuk mengungkapkan rasa syukurnya. Ada yang mengungkapkan dengan mengadakan tasyakuran. Ada yang mengungkapkan dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan, ada pula yang mengungkapkan dengan cara bersedekah. Tidak ada yang salah. Toh, kesalahan ketika kita tidak bisa bersyukur dengan nikmat yang ada.

Perhatikan saja di sekitar kita. Orang yang menurut kita mampu secara finansial, tapi masih saja merasa kurang. Punya rumah mewah, mobil mewah, aset dimana-mana masih selalu merasa kurang. Hal ini karena kurangnya rasa syukur dan selalu melihat 'ke atas' tanpa melihat keadaan di sekeliling kita. Orang yang menurut kita sederhana tetapi sudah merasa cukup dengan yang ada. Merasa bahagia dengan yang dipunya. Di sinilah perbedaan seberapa mampu kita mamaknai rasa syukur yang sebenarnya.

Dengan bersyukur kita senantiasa merasa cukup. Tidak ada kegalauan di hati karena semua terasa nyaman. Selalu berpositif thingking dengan apa pun, juga merupakan perwujudan rasa syukur kepada yang punya hidup. Tak perlu mencari-cari alasan untuk mengurus atau pun mencampuri urusan orang lain. Setiap orang punya alasan melakukan sesuatu. Kita tidak bisa menghakimi sesuka hati. Cukup introspeksi diri. Ketika kita menunjuk orang dengan satu jari, maka empat jari lainnya menunjuk diri kita sendiri. So, mari bersyukur dan saling introspeksi diri!