SEMANGAT ANAK DIDIKKU
Kulihat setiap hari, setiap saat, anak didikku yang selalu terlihat bahagia dengan wajah polosnya bercanda ria dengan teman-temannya. Satu demi satu kupandangi mereka dan kubayangkan mereka adalah sosok masa depan bangsa.
Waktu demi waktu, tempat aku mengabdi di sekolah di sebuah kecamatan adalah perjuangan tersendiri untuk melihat semangat anak didikku. Betapa berat untuk menemukan mereka agar mereka bisa mendapatkan hak mereka, mendapatkan pendidikan.
Perjuanganku dan teman-teman adakalanya harus terjun ke pelosok desa-desa yang kadang memang harus menaiki jalan terjal, melewati sungai, sawah, naik turun tebing untuk menemukan mereka. Itupun kadang kami tidak menemui orang tua mereka, karena kebanyakan anak didikku adalah adalah anak-anak perantauan. Ya, orang tua mereka lebih banyak merantau ke daerah atau kota-kota besar lain. Dan mereka inilah yang hanya tinggal di desa bersama dengan kakek atau nenek bahkan mungkin hanya tinggal dengan familinya. Mereka hanyalah anak-anak titipan.
Tiap yang kutemui jika bertarung dengan waktu saat menemukan mereka, adalah selalu terkendala dengan biaya dan tranportasi. Inilah tantangan tersendiri yang harus kulalui untuk menemukan semangat anak didikku agar mendapatkan pendidikan.
Aku bersama teman-temanku bahkan harus rela berbagi rezeki dengan keluarga dan anak didikku. Mereka menjadi siswa asuh ku. Bahkan ada yang saat kutemui mereka di pelosok desa, mereka sudah tidak mendapatkan kasih sayang orangtuanya, ada yang sudah meninggal atau hanya ditinggalkan begitu saja. Mendengar dan melihatnya rasanya hati ini tergugah untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain, ingin melihat mereka dengan semangat tinggi untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
Tak banyak dari orang tua atau familinya yang kadang mereka menganggap hanya sebatas itu saja pendidikan yang ditempuhnya, tidak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Bahkan ada keinginan dari anak didikku yang ingin bekerja hanya karena ingin membantu atau menopang ekonomi keluarga.
Saat aku wawancara langsung dengan anak didikku, apa pingin sekolah?? Kudengar jawaban polos dari wajah dan hati mereka, anak didikku pingin sekolah. Mendengar ini rasanya hati dan pikiran galau berpikir tentang mereka, orang tua mereka, famili mereka, dan transportrasinya.
Dengan penuh kehati-hatian aku jelaskan pentingnya pendidikan, mereka perlu mendapatkan hak nya sekolah di jenjang menengah. Wali atau Orangtua yang kutemui juga tidak sedikit yang tidak mampu sama sekali, dan inilah menjadi tantangan untuk melihat semangat anak didikku agar tidak terpendam atau cukup lulus SD atau SMP saja.
Berbagi kebahagiaan dan rezeki dengan mereka adalah sesuatu yang sangat berarti untukku, agar semangat anak didikku tetap bersinar layaknya sinar mentari pagi.
Bahagia jika melihat anak didikku bisa mengikuti segala pembelajaran di sekolah, dapat mengembangkan kegiatan lifeskill untuk bekal nanti, bahkan kebahagiaan tersendiri jika anak didikku bisa berhasil atau berprestasi. Semangat anak didikku adalah semangatku untuk membangun yang terbaik dalam dunia pendidikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Anak-anak yang bersemangat. Guru-guru yang berdedikasi.Perpaduan keduanya sungguh kereeen. Tulisannya renyah dan enak banget dibaca
Ikut senang membacanya. Luar biasa. Salam.
Matur suwun pak Murman....baru belaja, masih banyak kekurangan.
terimaksih Bu Safiroh. Salam kembali