Hadiah Buat yang Rajin
Hadiah Buat yang Rajin
Retno Indrarsih Soerono
Hari masih gelap ketika Ibu Bebek sibuk di dapur, ia sedang menyiapkan makanan untuk keempat anaknyw Beta, Bela dan si kembar Belu dan Belo, ya...hari ini sekolah mulai masuk kembali setelah liburan yang panjang. Ibu Bebek mulai menata makanan di meja, ia pun menyiapkan bekal untuk dibawa ke sekolah.
Sudah pukul setengah enam pagi, tapi belum ada yang bangun, ibu Bebek pun menuju kamar anak-anaknya, Beta yang paling tua segera bqngun dan menyambar handuk bergegas ke kamar mandi, disusul Bela dan Belo, untung mereka memiliki dua kamar mandi jadi tidak berebut, Belo yang belum kebagian kamar mandi, menyiapkan buku dan baju yang hendak dipakai.
Tinggal Belu yang malah menarik selimutnya menutupi seluruh tubuh hingga wajahnya.
" Belu bangun sudah siang!" Kata Ibu Bebek.
"Emh..." Jawab Belu sambil memejamkan matanya.
"Beluu.... " Kata Ibu Bebek lembut.
"Aku masih ingin libur Bu, aku ingin libuur....terus kayak Ibu!" Kata Belu lagi.
Ibu Bebek pun lalu meninggalkan Belu sendiri.
Bela, Beta dan Belo sudah siap untuk berangkat sekolah, tidak lupa membawa bekal.masing- masing, lalu mencium tangan ibunya.
Ibu Bebek kembali bekerja merapikan rumah, sementara Belu belum bangun juga.
"Hem ... enak sekali kuenya." Kata Belu yang baru bangun tidur.
" Eh....mandi dulu baru makan!" Kata Ibu Bebek, Belu pun segera mandi.
Sebenarnya Belu anak yang pintar, usianya kini sudah enam tahun, ia sudah bisa memakai baju dan sepatu sendiri, ia pun sudah bisa membaca, sayangnya Belu adalah bebek yang manja biar pun bisa ia selalu meminta tolong ibunya.
"Ibu ...pakaikan bajuku, aku tak bisa mengancingnya, kancingnya terlaku banyak," katanya.
" Kancing sendiri!" kata ibunya.
" Ayolah...Bu bantu aku..aku repot ..sekali, aduh....ini ..retsletingnya sulit ditarik!"
Tapi Ibu Bebek pura-pura tidak mendengar, akhirnya Belu memakai bajunya sendiri.
" Tuh bisa kan, ayo sekarang bantu pekerjaan ibu, katanya kamu mau seperti ibu di rumah melulu," kata Ibu Bebek.
" Iyaa deh aku nyapu" jawabnya
Mulailah Belu menyapu seluruh ruangan, ia pun merasa kelelahan, kemudian ia duduk di teras rumah. Tiba-tiba Belo datang sambil bernyanyi kecil, tampaknya ia senang sekali, ditangannya menenteng kantung berisi aneka macam makanan dan minuman.
" Beluuu ... rugi sekali kamu , tidak masuk sekolah, tadi Ulo Ular berulang tahun, jadi tidak belajar hanya bernyanyi bersama dan nonton sulap, seru sekali, dapat makanan lagi!"
" Ah .yang benar?" Tanya Belu
" Bener...ini makanannya."
" Bolehkah aku minta?"
" Enggak boleh, salah sendiri tidak sekolah"
Belu merasa sangat kesal lalu ia mengadu ke ibunya.
"Makanya jangan malas, jadi kamu nggak dapat apa-apa, di rumah pun jangan dipikir enak, kamu baru menyapu sebentar saja sudah kelelahan, padahal ibu bekerja sepanjang hari mengurus rumah." Kata ibunya lagi.
Belu menunduk sambil mulai terisak, Belo malah memamerkan makanannya sambil menjulur njulurkan lidahnya.
" Belo sini, berbagilah dengan kakakmu!" Kata Ibu Bebek, ia yakin besok Belu tak akan membolos lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus. Semoga sehat dan sukses selalu
Terima kasih Bu Ririn Wijayanti, sukses juga untuk Ibu
Wah keren ya karyanya,terus berkarya bu,jngan lupa follow akun saya,salam literasi
Terima kasih Pak Jova, membuat saya semakin semangat menulis