Ada rasa yang menghujam di dada saat kudengar sahabatku Dara meninggal dunia. Bagaimana tidak belum lama rasanya kami saling berbincang lewat medsos, tiba- tiba mendengar kabar ia meninggal dunia. Rasanya aku tak percaya, Dara yang begitu kuat dan ceria begitu cepat pergi.

Prosesi pemakaman Dara begitu ramai dengan pelayat, tidak hanya teman-temannya sesama ASN tetapi juga para warga tempat ia melakukan bakti sosial, ya Dara memang seorang relawan ia menghimpun dana untuk mereka yang tidak mampu. Bahkan ia kerap kali memasak dan membagikan sendiri hasil masakannya, benar-benar sosok yang menginspirasi. Lautan duka terlihat pada mata-mata yang begitu sembab.

Setelah proses pemakaman selesai, satu- satu pergi meninggalkan pemakaman, tetapi aku justru mendekati makam Dara dan berdoa untuknya dengan air mata yang tak berhenti mengalir. Lalu kutinggalkan makam itu dengan langkah gontai, perasaanku terasa hampa, tiba- tiba kakiku terantuk sebuah batu aku terjatuh, ternyata itu adalah sebuah nisan dari makam yang tidak bersemen, pada nisan yang nyaris tertutup tanah itu tertulis namaku.