Filosofi TITIP
Melepaskan anak untuk belajar dan hidup mandiri di pondok pesantren, apalagi di usia anak yang masih setingkat SMP ternyata sangat berat. Berbagai rasa berkecamuk, antara rindu, tidak tega, khawatir, juga merasa bersalah karena melepaskan anak untuk hidup mandiri di usianya yang masih sangat membutuhkan perhatian serta pengasuhan orang tua. Di masa pandemi seperti saat ini, kegalauan orang tua semakin tinggi, dimana orang tua tidak boleh menjenguk anak selama 1 tahun pelajaran, terlebih bagi wali santri di pondok pesantren putri, kesempatan untuk berkomunikasi dengan anak dan pihak pondok terbatas, wali santri tidak bisa berkomunikasi dengan ustadazah, utamanya ustadzah wali kelas, karena ustadzah tidak diijinkan membawa alat komunikasi.
Terdapat kata-kata sakti yang harus dipegang teguh oleh wali santri, yaitu TITIP. Adapun TITIP itu terdiri dari 5 kata, yaitu :
TEGA, Wali santri harus memiliki rasa tega berpisah dengan anak. Tega dalam arti berani menahan diri untuk tidak bersedih, ragu atau gundah selama anak menjalani pendidikan di Pondok Pesantren.2. IKHLAS
Setelah ada kekuatan rasa tega untuk berpisah, orangtua harus ikhlas melepaskan anak dari pelukan, mengikhlaskan anak untuk tumbuh berkembang di dalam lingkungan pesantren, sikap ikhlas juga harus berdasarkan karena Allah, semua demi kebaikan masa depan anak.
3. TAWAKKAL
Wali santri harus bertawakkal, berserah diri kepada Allah, senantiasa mendoakan anak dan berfikir hal positif terhadap proses pendidikan yang dijalani anak.
4. IKHTIARWali santri terus berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan anak, memenuhi nafaqah segenap belanjanya dalam menjalani pendidikan di Pondok Pesantren.
5. PERCAYA
Kepercayaan wali santri terhadap lembaga Pesantren merupakan salah satu modal utama pada keberhasilan anak, harus ada keyakinan diri bahwa segenap program dan sajian aktifitas yang diselenggarakan pesantren merupakan pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter anak, orangtua harus memiliki kepercayaan penuh terhadap pegasuh dan pendidik pesantren serta menjalin komunikasi baik dalam proses pendidikan anak di Pondok Pesantren.
Meski tidak mudah untuk bisa melaksanakan 5 kata sakti tersebut, tapi harus diupayakan, karena ketika wali santri sudah menyatu dengan kata TITIP maka tidak akan ada lagi kegalauan. Orang tua tenang, anakpun tenang menjalani hari-hari di pondok.
Yogyakarta, 15 Januari 2022
Day 12
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisannya bermanfaat
Terimakasih Bu Risma.