Motivasi
Namaku Anisa, aku berumur 9 tahun dan saat ini aku kelas 4 di SD Bina Insani. Pagi itu bel tanda pulang sekolah berbunyi pada jam sembilan, diikuti sorak sorai murid-murid, seolah mendapat surprise karena pulang lebih awal dari biasanya. Bapak dan ibu guru akan mengikuti rapat di kantor UPT. Aku dan 4 orang teman berencana untuk bermain ke rumah Zahra, kami berjalan kaki karena rumah Zahra dekat dengan sekolah. Zahra mengajak kami bermain di kamarnya, berbagai macam mainan tertata rapi di deretan rak mainan. Kami dibebaskan meminjam mainan apapun. Dari berbagai mainan di kamar Zahra, ada satu mainan yang menarik perhatianku, yaitu boneka Barbie, lengkap dengan rumah serta mobilnya. Aku tak berani meminjam boneka itu karena sepertinya boneka itu sangat dijaga, tentu saja karena harganya yang mahal, pastinya Zahra tidak akan mengijinkan boneka barbie tersebut dipinjam. Ternyata dugaanku keliru, Zahra mengajak kami bermain Barbie. Kami pun bermain peran dengan boneka barbie itu. Beruntung sekali Zahra yang selalu mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa syarat, tidak seperti aku. Meskipun orang tuaku mampu membeli, tapi setiap aku mempunyai keinginan, aku harus melakukan apa yang disyaratkan oleh orang tuaku, seperti saat aku ingin sepeda, orang tuaku meminta aku menyisihkan uang jajanku untuk ditabung, hingga aku harus menunggu lama untuk bisa mendapat sepeda baru.
Setelah puas bermain, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Teman-temanku dijemput oleh orang tua mereka, sedangkan aku pulang naik angkot, aku tidak mendapat perlakuan yang sama dengan teman-teman, kata orang tuaku aku harus berlatih mandiri. Pukul 1 siang aku sampai di rumah, orang tuaku belum pulang dari kantor. Ayahku bekerja sebagai wiraswasta dalam bidang otomotif, sedangkan ibuku adalah seorang perawat. Aku di rumah bersama 2 kakakku, kami terbiasa mandiri mengurus kebutuhan kami. Aku tiduran di kamarku, terlintas dalam pikiranku untuk membeli boneka barbie seperti yang dimiliki Zahra, tapi pasti ada syarat dari orang tuaku yang harus aku penuhi. Malam hari saat berkumpul keluarga, aku beranikan diri meminta pada ibu untuk membelikan boneka barbie. Benar saja, ibu mengajukan syarat padaku. Syaratnya adalah aku harus mendapatkan nilai 100 pada 5 mata pelajaran yang akan diujikan di ujian akhir semester 2 ini.
Demi mendapat boneka impianku, aku belajar lebih giat dari biasanya. Aku mengurangi waktu bermain, dan menambah jam belajar. Ujian akhir semester tiba, aku mengerjakan dengan sungguh-sungguh, tak ku biarkan 1 soalpun tidak terjawab dengan benar. Targetku tidak hanya 5 mata pelajaran yang mendapat nilai 100, tapi lebih dari itu. Akhirnya ujian telah usai, tiba saatnya hasil ujian dibagikan. Alhamdulillah, dari 100 mata pelajaran, terdapat 8 nilai 100 yang aku dapat. Orang tuaku pasti sangat bangga, dan keinginanku untuk mendapat boneka barbie dapat terwujud. Benar saja, orang tuaku membelikan aku boneka barbie sesuai harapanku. Tidak hanya mendapat hadiah boneka, tapi lebih dari itu aku mendapatkan pelajaran yang berharga, yaitu ketika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha untuk meraihnya. Kata orang tuaku, boneka barbie yang aku inginkan merupakan penyemangat bagiku untuk meraih prestasi.
Yogyakarta, 28 Januari 2022
Day 24
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar