Retno Wulandari

Menulis untuk jiwa-jiwa yang halus pada pekat kehidupan yang serba kasar ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Duka di Pelupuk Mataku

Ada air mata yang tak menitis menepikan nestapa

Seulas senyuman menyembunyikan isak getir luka

Gemetar sukma kehilangan bait-bait penuh rasa

Pada bayang-bayang serba putih abu-abu berpendar.

Siapa pemilik jiwa sebagai penawar derai-derai air mata?

Akankah itu kau sosok diambang garis cakrawala?

Akankah itu kau sosok pembawa cahaya rembulan?

Akankah kau lari seperti yang lainnya dan meninggalkan goresan kehilangan?

Menepilah karena duniamu berkerlip penuh warna

Di sini gelap masih menyapa, batin mencoba bangkit dengan tenaga yang tersisa

Menepilah karena tak mampu diri merintih kesekian kalinya

Di sini pekat begitu menghantui bayang-bayang senyuman merenjana.

Kembalilah, apabila hanya bermain-main di ladang panjang penuh ilalang tangis.

Atau menetap, apabila ingin berjalan bersama menyusuri gelap menuju ke sana, ke arah benderang cahaya.

Ini duka, biar aku yang memeluknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi

13 Jan
Balas

Terima kasih Pak.. Salam literasi

14 Jan

Puisinya mantul bunda. Salam kenal dan salam literasi

13 Jan
Balas

Terima kasih Bu.. Salam literasi

14 Jan



search

New Post