Duka di Pelupuk Mataku
Ada air mata yang tak menitis menepikan nestapa
Seulas senyuman menyembunyikan isak getir luka
Gemetar sukma kehilangan bait-bait penuh rasa
Pada bayang-bayang serba putih abu-abu berpendar.
Siapa pemilik jiwa sebagai penawar derai-derai air mata?
Akankah itu kau sosok diambang garis cakrawala?
Akankah itu kau sosok pembawa cahaya rembulan?
Akankah kau lari seperti yang lainnya dan meninggalkan goresan kehilangan?
Menepilah karena duniamu berkerlip penuh warna
Di sini gelap masih menyapa, batin mencoba bangkit dengan tenaga yang tersisa
Menepilah karena tak mampu diri merintih kesekian kalinya
Di sini pekat begitu menghantui bayang-bayang senyuman merenjana.
Kembalilah, apabila hanya bermain-main di ladang panjang penuh ilalang tangis.
Atau menetap, apabila ingin berjalan bersama menyusuri gelap menuju ke sana, ke arah benderang cahaya.
Ini duka, biar aku yang memeluknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih Pak.. Salam literasi
Puisinya mantul bunda. Salam kenal dan salam literasi
Terima kasih Bu.. Salam literasi