Retno Wulandari

Menulis untuk jiwa-jiwa yang halus pada pekat kehidupan yang serba kasar ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sang Penjemput Fajar (Tantangan hari ke-186 TantanganGurusiana)

Ibu dan bapak paruh baya bertaruh asa rasa juga raga

Tumpah ruah memenuhi bahu jalan kala pagi menjelang

Hingga ke tengah semua berdesakan tak pernah usang

Menggapai cuan penuh keberkahan senyum melebar

Demi yang terkasih meraih cita penuh cinta

Sesekali berjalan sempoyongan karna beban

Sesekali berteriak memanggil kawan seperjuangan

Tak sekalipun saling memaki ialah pemahaman luas

Semua hanyalah titipan sang maha rasa

Segala dari gunung pun laut luas tak terbatas

Saling baur pada sebuah jalan panjang berbunga

Saling jaga tak mencela sekalipun terasa sesak

Sementara mentari masih terjaga dalam kabut langit hitam,

Merekapun saling naga di antara gemetar kuat palang-palang tertutup rapat,

Demi kehidupan berjalan dan terus berjalan hingga selesai hingga peraduan,

Demi rasa tak memudar hingga akhirat kekal...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi

10 Nov
Balas

Terima kasih Pak, Salam..

11 Nov



search

New Post