Sang Penjemput Fajar (Tantangan hari ke-186 TantanganGurusiana)
Ibu dan bapak paruh baya bertaruh asa rasa juga raga
Tumpah ruah memenuhi bahu jalan kala pagi menjelang
Hingga ke tengah semua berdesakan tak pernah usang
Menggapai cuan penuh keberkahan senyum melebar
Demi yang terkasih meraih cita penuh cinta
Sesekali berjalan sempoyongan karna beban
Sesekali berteriak memanggil kawan seperjuangan
Tak sekalipun saling memaki ialah pemahaman luas
Semua hanyalah titipan sang maha rasa
Segala dari gunung pun laut luas tak terbatas
Saling baur pada sebuah jalan panjang berbunga
Saling jaga tak mencela sekalipun terasa sesak
Sementara mentari masih terjaga dalam kabut langit hitam,
Merekapun saling naga di antara gemetar kuat palang-palang tertutup rapat,
Demi kehidupan berjalan dan terus berjalan hingga selesai hingga peraduan,
Demi rasa tak memudar hingga akhirat kekal...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih Pak, Salam..