CERDAS MERAYAKAN KELULUSAN
Tantangan Menulis Gurusiana H ke - 9
Kelulusan adalah proses pendidikan yang sangat ditunggu-tunggu. Saat akhir dari perjuangan yang diharapkan berakhir dengan hasil yang memuaskan dan menggembiraka . Sekian tahun menuntut ilmu di bangku sekolah atau perkuliahan, dan akhirnya sampai pada proses lulus, adalah perjuangan yang tak mudah. Begitu banyak yang sudah dilalui, kesulitan dan berbagai tantangan selama menempuh pendidikan menjadi kisah yang akan selalu di kenang. Dan lulus menjadi puncak perjuangan.
Berbagai macam cara para pelajar dan mahasiswa merayakan kelulusannya. Sebagai bentuk tanda syukur mereka. Tetapi sayang sekali, banyak cara yang juga tak pantas bahkan salah dalam mengekspresikannya. Moment kelulusan pada hari yang istimewa, di hari pendidikan nasional. Seolah kembali mencoreng nilai-nilai pendidikan. Pendidikan yang bertujuan melahirkan peserta didik yang berakhlak dan bermoral. Belum berhasil sesuai harapan.
Bukankah kelulusan kabar bahagia. Sebuah bentuk nikmat dari Allah SWT. Yang mesti di sambut dengan penuh rasa syukur. Rasa syukur sejatinya melahirkan kerendahan hati dan ketaatan yang semakin tinggi. Sehingga harus diterima dengan cara yang baik dan bermanfaat. Sebagai pelajar tentu ditambah dengan cara yang cerdas. Pemikiran dan karakter yang di bentuk selama bangku sekolah, harusnya menimbulkan ide dan gagasan yang terdidik dan positif. Bukannya bebas dan liar, miskin nilai.
Masih banyak sekali, terutama pelajar merayakan kelulusan dengan aksi coret-coret baju. Aksi yang secara nilai pendidikan dan kemanfaatan tiada sama sekali. Euforia kelulusan yang bagi saya adalah salah kaprah. Zaman dahulu memang aksi ini sebagai aksi yang seru dan mengasyikkan bagi para pelajar. Namun dilakukan itu secara terus menerus setiap tahun, tanpa ada perbaikan, seolah proses pendidikan itu sendiri tidak berhasil merubah karakter anak-anak bangsa.
Yang lebih memprihatinkan adalah, seperti saat sekarang. Ditengan keperhatinan dunia dan juga di tempat kita sendiri. Di mana wabah pendemi cofid 19 yang sedang merebak di hampir seluruh pelosok negeri. Sekolah-sekolah diliburkan. Proses pendidikanpun, akhirnya mengalami perubahan kebijakan yang berbeda. Sehingga beberapa proses pendidikan itu sendiri terpaksa tidak berjalan dengan semestinya. Harusnya ada rasa kepedulian dan keprihatinan yang sangat tinggi dari para pelajar, terutama yang melakukan aksi corat coret baju. Berkumpul-kumpul di tengah wabah melanda, dan juga melakukan convoi kendaraan. Sungguh melukai nurani kita, tidak hanya insan pelaku pendidikan tetapi juga masyarakat. Sepertinya ada proses yang gagal, dan harus kita segera perbaiki.
Padahal banyak sudah, di berbagai tempat. Pada beberapa daerah, terutama di kota-kota besar. Aksi corat-coret baju saat kelulusan bukan lagi sebuah cara merayakan kelulusan yang dijadikan pilihan. Bahkan nyaris sudah ditinggalkan. Para pelajar merayakan dengan cara yang cerdas dan pantas. Mereka memilih aksi yang simpatik dan terpuji. Seperti melakukan aksi sosial. Membantu masyarakat kurang mampu. Salah satu yang bisa dijadikan contoh para pelajar di Jogyakarta mereka bekerja sama dan saling memotivasi untuk mengumpulkan dana. Mereka belikan nasi bungkus lalu, mereka berjalan membagikannya pada para pekerja berpenghasilan rendah. Di sekolah dan daerah yang lain juga sudah banyak yang melakukan aksi simpatik meski dengan cara yang berbeda-beda.
Aksi ini juga yang menjadi inspirasi bagi SMPN 1 Sungai Geringging tahun 2019 lalu. Kelulusan siswa kelas III waktu itu, yang sebelumnya masih melakukan aksi corat-coret baju beralih ke aksi sosial. Kelulusan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, mereka ganti dengan mengumpulkan sumbangan lalu membagikan menu buka gratis kepada masyarakat. Sungguh aksi yang mendamaikan dan membahagiakan bagi semua yang menerima, melihat dan merasakannya.
Tidak hanya di Jogjakarta, di kota-kota lain pelajar-pelajar mulai mengganti kebiasaan yang tidak bermanfaat itu dengan kegiatan yang sangat terpuji. Tetapi ternyata saat ini, sangat membuat kita kecewa dan memprihatinkan. Semoga semua pihak memperhatikan persoalan ini dengan serius. Mulai dari pihak sekolah, masyarakat dan aparat, harus mengambil inisiatif dan tindakan bila masih terjadi. Kita bina bersama generasi bangsa ini. Jangan sampai tidak peduli dan acuh-acuh saja. Karena kita semua berperan menjadi bagian membangun peradaban yang lebih baik. Untuk generasi masa depan.
Di akhir tulisan ini, saya mengucapkan selamat kepada seluruh pelajar Indonesia yang dinyatakan lulus oleh sekolah. Semoga semakin sukses dalam meraih pendidikan yang semakin tinggi. Menjadi agen perubahan bangsa ini. Bangsa ini harus melahirkan generasi terbaiknya. Karena kalian semua adalah generasi yang melanjutkan perjuangan bangsa dan menggantikan tokoh-tokoh bangsa yang kelak akan memindahkan tanggung jawabnya kepada kalian semua. Jangan sia-siakan nyawa dan setiap tetes darah para pejuang yang telah mengorbankan semuanya demi tegaknya bangsa ini, dan berkibarnya sang Merah Putih. Hanya dengan aksi-aksi dan tindakan yang tidak berguna.
Pariaman, 3 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul itu Bu, sekarang bukan saatnya kelulusan dirayakan dg aksi corat-coret.