revi asneli

Revi Asneli, wanita kelahiran 10 Juli 1982 ini adalah seorang istri dan ibu dari tiga orang anak. Bertugas mengajar di SD. Unggul Terpadu Padang Pariaman, Sumat...

Selengkapnya
Navigasi Web
'I AM A FEMALE DETECTIVE'

'I AM A FEMALE DETECTIVE'

Tantangan Menulis Gurusiana H ke - 25

Tanggal 13 Mei 2020, beberapa hari yang lalu. Sebuah kecelakaan tunggal terjadi tepat di depan tempat tinggal saya. Seorang pemuda, tergeletak tak sadarkan diri setelah menabrak seekor anjing. Tidak kencang memang motor yang dikendarainya, tetapi ternyata tetap berakibat ia sempat tak sadarkan diri dan terhempas ke trotoar jalan.

Mendengar bunyi dentuman yang keras. Dalam sekejap jalanan ramai oleh orang-orang yang lewat karena hendak melihat. Tetapi kondisi korban yang tiba-tiba kejang, tidak ada yang berani mendekati. Apalagi saya yang sangat takut melihat kejadian kecelakaan. Trauma setelah kejadian kecelakaan yang parah di depan mata saya, tidak sanggup melihat darah berceceran. Akhirnya saya hanya melihat dari jauh saja. Dari halaman yang kira-kira berjarak 6 - 7 meter dari korban. Saya tidak lepas mata sedikitpun sambil ketakutan mengamati. Saya berteriak memanggil orang-orang agar membantu si korban untuk segera diselamatkan dan di bawa ke rumah sakit terdekat. Tetapi memang butuh beberapa menit, untuk bisa segera diangkat dan dibawa. Untungnya ada ibu tetangga saya didepan rumah. Mulai dari awal kejadian sudah begitu peduli dan prihatin pada korban. Beliau juga ikut berteriak "tolonglah pak, tolong, kasihan kita, bawa ke rumah sakit".

Ditengah sorak suara dan kerumunan orang-orang, saya sempat mengambil beberapa jepret foto saat kejadian. Gak tau kenapa, saya sering mengabadikan beberapa kejadian yang terjadi di depan saya. Tetapi jujur, bukanlah untuk sesuatu yang merugikan, saya selalu berusaha mencari hikmah dari sebuah kejadian, apa mungkin karena saya sedang belajar menulis sehingga kadang kejadian-kejadian tersebut memberi inspirasi tentang banyak hal yang bisa saya goreskan. Atau mungkin juga ada bakat fotografer saya yang tidak kesampaian hehehe. Tetapi gak usah lah dibahas yang soal itu. Kesimpulannya adalah saya mempunyai foto tentang kejadian tersebut.

Nah, dalam foto yang saya ambil juga terekam gambar, saat ibu tetangga saya tadi minta tolong kepada orang-orang. "Coba cari pak identitasnya", mintanya pada seorang lelaki yang masih cukup muda yang juga cekatan melihat korban. "Mana tau ada tanda pengenalnya, biar bisa kita hubungi keluarganya", lanjut si ibu. Akhirnya diperiksa pada pakaian si korban, diperoleh sebuah dompet di belakang celana korban, dan dua buah handphone di saku celana depan.

Dari identitas diketahui identitasnya, ternyata si korban adalah warga tetangga desa tempat saya tinggal. Namun karena warga semakin ramai, fokus saya tidak bisa saya lihat dengan begitu jelas lagi.

Yang saya lihat kemudian adalah saat si korban akan diangkat ke sebuah mobil. Kebetulan ada seorang bapak-bapak yang bermurah hatu untuk mengantarkan si korban ke rumah sakit, dia bersedia pula menjadi jaminannya. Wah, bersyukur rasanya bisa melihat orang baik seperti itu, karena ini adalah soal nyawa manusia. Betapa banyak masyarakat yang takut turut membantu korban saat kecelakaan terjadi di jalan. Takut bukan karena tidak peduli, tetapi takut akan prosedur, belum lagi nanti jika berurusan dengan pihak berwajib. Padahal harusnya tetap, keselamatan nyawa manusia adalah yang paling utama.

Setelah korban diantar ke rumah sakit. Dengan jaminan si bapak baik hati tadi, maka otomatis bubarlah kerumunan orang-orang, sayapun sedikit lega, karena si korban sudah ada yang membantu menangani. Dan semoga tidak terjadi yang menghawatirkan. Sebagai seseorang yang melihat langsung, tanggung jawab secara kemanusiaan secara saya pribadi tidak lagi terbebani.

Bagaimana tidak, jika kita bayangkan saja itu terjadi pada diri dan keluarga kita. Sementara tidak ada orang yang peduli, bukankah itu sesuatu hal yang menyedihkan. Okelah jika tidak terjadi hal-hal yang berakibat fatal, tetapi jika sebaliknya, tentu akan sangat berdampak yang besar bahkan nyawa bisa jadi taruhannya. Semoga saja itu tidak terjadi pada saya, anda dan siapa saja. Sebab jalan raya seringkali terjadi kecelakaan, andai saja banyak yang peduli, tidak masalah. Kalau tidak, akan sangat berbahaya.

Nah, ternyata cerita si korban tadi belum selesai. Dua hari kemudian, tepatnya malam hari sebelum waktu shalat isya masuk. Saya kedatangan tamu, sepasang suami istri mengetuk pintu rumah. Suami saya membukakan pintu. Tamu yang tidak kami kenal. Saat pintu terbuka, si bapak spontan memperkenalkan diri. Karena suami saya merasa tidak kenal, akhirnya saya dipanggil keluar. Kembali bapak memperkenalkan diri. "Saya ayah dari anak yang kecelakaan kemaren di depan rumah ini, buk" ungkapnya. "Oh iya, ada apa ya pak ?", jawab saya langsung. "Ibu lihat kan kejadiannya ?", tanyanya lagi. "Iya pak, saya lihat, ada yang bisa di bantu pak ?", saya kembali bertanya.

Kemudian mulailah si bapak bercerita. Alhamdulillah anak saya sudah sadar buk, tidak ada yang parah dan menghawatirkan setelah kejadian. Sudah bisa beraktifitas seperti biasa lagi katanya. Anak saya kerja sama bos ayam yang dekat sini buk. Oh ternyata anak korban kecelakaan itu bekerja tidak jauh pula dari tempat tinggal saya. Cuma karena saya hanya pendatang di desa ini, jadi tidak begitu kenal dengan banyak orang. Nah, waktu kejadian kecelakaan kemaren, anak saya bawa handphone dua buah di kantongnya. Satu handphone kecil untuk menelpon, dan yang satu lagi handphone android buk. Handphone yang kecilnya ada sama dompet, tetapi handphone androidnya hilang buk, tidak ada lagi sama anak saya. Mana tahu ibuk tahu, siapa saja orang yang di lokasi saat kejadian. Mana tahu ibuk kenal, ungkap si bapak.

Wah, saya tentu tidak begitu kenal dengan semua orang yang berkerumun saat kejadian. Yang saya kenal hanya tetangga depan saya dan seorang ibu yang tetangga saya juga, jualan sayur di sebelah rumah. Yang lainnya saya tidak tahu. Saat berpikir, sembari mengingat kejadian dua hari yang lalu, saya baru teringat akan satu hal. "Pak saya memang tidak kenal semua, tetapi saya sempat mengambil beberapa foto saat kejadian, hmm mana tau bisa membantu", urai saya memastikan pada si bapak dan istrinya. Saya langsung minta tolong kepada anak saya yang paling besar untuk bantu mengambil handphone saya di dalam rumah.

Setelah handphone ditangan saya buka, file foto saya yang ada di galeri. Dengan seksama saya melihatnya, kemudian kami lihat bersama-sama. Dalam foto yang sempat saya ambil ada beberapa orang di sekitar korban, sangat jelas sekali. Ada beberapa yang hanya sekedar melihat saja. Ada yang coba prihatin dan cemas coba bantu menyadarkan korban. Ada foto saat korban akan diangkat bersama-sama ke mobil untuk di bawa ke rumah sakit.

Persis ada tiga foto yang sempat saya ambil. Dalam satu foto ada seseorang yang dengan sangat jelas terekam oleh saya sedang memegang KTP di tangan kanan si korban saat kami menyuruh untuk mencari identitasnya, dan sebuah handphone di tangan kirinya. Tapi meski demikian saya dan yang lain belum bisa menyimpulkan. Melihat foto tersebut si bapak, tiba-tiba langsung menyuruh istrinya untuk pulang. Lalu menyuruh sang anak untuk segera datang ke rumah saya. Karena ternyata si bapak tidak membawa handphone saat itu, jadi tidak bisa mengabari langsung.

Sekitar sepuluh menit kemudian, si anak tiba. Langsung ingin melihat foto yang ada di handphone saya dengan sangat penasaran. Saat satu foto yang telah saya lihatkan pada orangtuanya tadi, ia patut-patut foto dengan cermat. "Nah ini dia buk, ini pasti handphone saya yang di pegang Uda ini", katanya dengan yakin. Yang juga terlihat memegan KTPnya. "Saya tahu handphone saya, casingnya berwarna merah, tampak jelas dari cahaya foto. Handphone saya baru dibeli buk, jelas casingnya berwarna merah saya lihat, ulangnya lagi. Segera ia minta foto yang ada di handphone saya, untuk coba ia telusuri keberadaannya. Karena dari foto yang saya ambil, ada beberapa orang yang dia kenal, yang juga adalah orang tempat dia bekerja. Mungkin uda-uda kenalan saya kenal dengan orang ini.

Ya akhirnya berbekal beberapa foto yang saya kirim ke handphone milik adik si korban yang sekarang menjadi handphonenya sementara. Dia bersama ayahnya mohon pamit dan mengucapkan terimakasih untuk segera coba mencari tahu selanjutnya. Kamipun tentu optimis, semoga bisa ditemukan.

Hhh, saya sungguh tidak menyangka dengan kejadian ini. Sedikit terkejut juga, disaat orang sedang tertimpa musibah, masih ada yang ingin berniat buruk. Bukannya prihatin dan kasihan, eh malah curi-curi kesempatan ditengah kesempitan. Namun begitu semoga saja, kita masih berusaha tetap berprasangka baik, mungkin berniat untuk menyelamatkan, mungkin saja kan.

Tidak menyangka besoknya ada pesan masuk dari Rido namanya ke whatsapp saya. Ya, Rido adalah si korban kecelakaan kemaren. Terimakasih bapak, buk, alhamdulillah handphone android saya sudah ditemukan. Itu bunyi pesan singkatnya. Kami juga turut senang, akhirnya bisa ditemukan lagi. Tanpa kami bertanya kembali apalagi bertanya panjang bagaimana akhirnya bisa ditemukan. Karena sepertinya sangat jelas, setelah sayapun dengan waktu yang bersamaan bercerita dengan ibu penjual sayur di sebelah rumah. Karena setelah saya ceritakan kejadian itu dan memperlihatkan foto kejadian, dengan yakin ia bercerita pula. Bahwa orang yang tertangkap foto sedang memegang KTP dan handphone, sempat berbincang dengan si ibu penjual sayur, dan sempat pula bertanya dari mana asal orang itu. Dia menjawab dengan salah tingkah dan sedikit terlihat mencurigakan. Sayapun mengambil kesimpulan. Wallahualam.

Yang pasti persoalan sudah selesai. Korbannya selamat, barang yang hilang sudah ditemukan pula. Satu lagi yang membuat saya senyum-senyum sendiri, hobi saya jepret sana dan sini, ternyata ada gunanya. Bahkan bisa mengungkap sebuah kejadian yang mungkin saja bisa disisipi aksi kejahatan. Apakah ini berarti saya juga bisa berpotensi menjadi seorang detektif ?. Mungkin saja kan, dan satu lagi positifnya dari saya suka menonton film-film petualangan. Imajinasi kita bisa kemana-mana, eh ternyata berguna. Anda setuju dengan saya ?. Syukurlah jika ia, tidakpun bukan masalah, hehe. Dan sepertinya saya harus menambah cita-cita dan impian saya satu lagi, yaitu menjadi detektif wanita. Seperti sebuah film detektif wanita yang sudah saya tonton bulan lalu, hmm. Tapi mana ada detektif takut sama darah, haha.

Gubuk detektif amatiran, Pariaman, 19 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Detektif kebetulan kah....?

19 May
Balas



search

New Post