'SUARA OMBAK'
Tantangan Menulis Gurusiana H ke - 34
Ombak bersuara melalui deburnya
Menggulung dan menghempas sesukanya
Terkadang jatuh melandai menyentuh pasir
Terkadang keras menghantam
Dentumannya lantang menggema
Membuat berdiri bulu roma
Mungkinkah ia sedang bercerita
Tentang hiruk pikuknya alam dan isinya
Ia tak henti mencipta irama
Suaranya menghilangkan konsentrasi pikiran
Yang sedang menepi mencari inspirasi
Bak kisah horor yang menakutkan
Makin ku dekati makin terasa mengerikan
Ia kencang mengejar
Menyapu bersih tepian pantai
Tetapi kembali ia hempaskan
Semua kotoran dan sampah
Dibiarkan berserakan tak beraturan
Sepertinya ia sedang diselimuti kemarahan
Apakah ia sedang murka
Berteriak dengan cara yang ia bisa
Gemanya lebih dahsyat suara gempa
Yang meluluhlantakkan gedung-gedung buatan manusia
Sejenak imajinasiku liar menyusun prasangka
Beginikah kelak suasana neraka
Badanku gemetar membayangkannya
Deretan pohon aru nan rindang
Tak mampu meredam suara ombak yang semakin ganas dan menggila
Hembusan angin pantai membuai mata
Menyipit menyambut kencang tiupannya
Tak pula mampu menutupi keganasan dentumannya
Ah..ada apa gerangan ?
Tiba-tiba pesan Sang Pemilik dunia
Terngiang nyaring di telinga
Satu ayat dalam kitab suci-Nya
“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia,supaya Allah merasan kepada mereka sebahagian akibat perbuatan mereka agar mereka kembali kejalan yg benar” (Ar Rum : 41)
Apakah kalimat ini yang ingin sang ombak ceritakan
Pada manusia-manusia yang datang mengunjunginya
Mungkinkan ia murka melihat para manusia
Yang tiada bertanggung jawab mengotori keindahannya
Para muda yang tanpa merasa berdosa bercumbu mesra dihadapannya
Para wanita yang mengumbar aurat berjemur di tepian pantai tanpa busana
Mereka yang serakah merusak dan mengeruk kekayaan lautnya untuk menumpuk aset dan harta
Para vandalisme yang mencoret-coret keseksian pohon-pohon pinus
Hingga terluka dan hilang kemolekan ruas-ruas kulitnya
Suara ombak tak pernah bosan berteriak
Bergantian menggulung dan mengempas tanpa pernah lelah
Mengalahi teriakan suara pendemo di gerbang istana
Lebih gigih dari suara penjaja pedagang kaki lima
Kalah meriah dari sorakkan cherleder penggembira olahraga
Sungguh tiada jeda
Semakin malam bukannya semakin mereda
Hempasannya tetap menggema
menenggelamkan suara jangkrik-jangkrik di malam gelap gulita
Saat manusia lelap dalam peraduannya
Esoknya Ia meninggalkan bekas kemarahannya
Hai manusia…
Dengarlah curahan suara ombak-ombak yang berteriak memanggil kalian semua
Pandangi dengan mata penuh cinta
Resapi setiap buih-buih putihnya
Tidakkah engkau merasakan ada pesan dari Yang Maha Kuasa
Revi asneli
Pantai sunur, kamis, 28 mei 2020
Pukul : 12.55 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap...ketika ombak bernyanyi menyejukkan jiwa, namun bila beraksi memporak porandakan bumi