'VIRUS YANG LEBIH BERBAHAYA DARI COVID-19' (Renungan 1 Syawal 1441 H)
Tantangan Menulis Gurusiana H ke -30
Sebuah penyampaian khutbah Hari Raya Idul Fitri pagi ini, Ahad tanggal 24 Mei 2020 dari seorang Ustadz yang populer dalam dunia dakwah Indonesia. Ustadz Bachtiar Nasir yang juga adalah seorang ayah. Tidak hanya ayah bagi anak biologisnya tetapi juga anak-anak ideologisnya, dan anak asuhnya. Beliau adalah Ustadz yang fokus menggelorakan kembali peran ayah dalam keluarga. Dan yang dijabarkannya panjang lebar mampu menjawab tanya saya yang selama ini tidak kunjung terjawab dengan memuaskan.
Berbicara tentang wabah corona yang berbahaya dan telah menyebar di seluruh dunia. Tentu kita sempat berpikir mengapa harus virus corona yang datang saat ini. Allah datangkan virus yang tidak kelihatan. Yang proses perpindahannya begitu sangat cepat. Kita dibuat ketakutan dan kewalahan yang luar biasa. Sehingga tenaga medis, rumah sakit, juga pemerintah sampai kewalahan untuk mengatasinya. Sampai berdampak pada persoalan ekonomi yang juga membuat masyarakat kewalahan menghadapi virus.
Padahal sebelumnya sudah banyak virus yang hadir di dunia ini. Virus-virus yang juga sangat berbahaya. Merenggut korban yang tidak sedikit jumlahnya. Namun selain virus corona, ternyata ada virus yang lebih sangat berbahaya daripadanya, yaitu adalah virus aqidah. Virus aqidah adalah segala hal tentang kemusyrikan, kemunafikan dan kefasikan. Apakah kita menyadari selama ini bahwa virus aqidah telah membuat manusia-manusia lemah iman meragukan tentang aqidahnya sendiri. Ragu kepada iman, ragu kepada Allah, ragu kepada hari kebangkitan, ragu akan adanya hari pembalasan. Manusia juga ragu akan adanya hari kiamat. Kesimpulannya manusia ragu bahwa ada Allah SWT yang berkuasa atas semua makhluk, alam beserta isinya, dan ragu bahwa Allah mempunyai mempunyai kekuasaan dan kekuatan terhadap bumi ini. Sehingga berakibat tidak berhasil menghadapi masalah. Lupa meminta solusi pada Yang Maha Kuasa.
Manusia-manusia yang terserang virus aqidah, melaksanakan ibadah kepada Allah, semata hanya rutinitas semata. Virus itu pula yang menjadikan seorang hamba tidak sempurna ibadahnya. Begitu banyak keraguan. Kelihatannya shalat tetapi ragu akan hari pembalasan. Kelihatannya bersedekah tetapi ragu Allah akan memberi balasan pahala berlipat ganda. Kelihatannya beriman tetapi ragu akan adanya hari kebangkitan dan tidak percaya adanya hari kiamat. Tidak yakin kepada semua yang telah menjadi ketentuan Allah di dalam ayat-ayat-Nya.
Nah, sekarang mengapa Allah datangkan virus dalam bentuk yang berbeda dan lebih berbahaya dari sebelumnya. Sesungguhnya disinilah letak kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya. Agar manusia menghargai setinggi-tingginya akan kesehatan dan kehidupan. Disinilah letak fungsi agama untuk menjaga nyawa dan jiwanya. Supaya manusia menghargai hidupnya. Berusaha melakukan semua yang terbaik untuk mempertahankan hidupnya, dan hidup dengan baik. Dan Allah uji manusia dengan virus ini untuk meruntuhkan kesombongan manusia.
Selama ini manusia abai dan cuek saja terhadap hidupnya. Tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan. Tidak patuh terhadap ketentuan dan aturan Allah. Banyak pelanggaran dan berbuat ingkar. Melanggar ketentuan makanan yang halal juga adalah satu diantaranya. Allah hanya ingin kita kembali menata iman kita. Kembali kepada Allah. Kembali mematuhi perintah Allah.
Kata kunci untuk menghadapi virus ini dan semua virus yang ada di dunia. Karena akan selalu ada cara Allah mendatangkan wabah pada manusia sebagai bentuk Kekuasaan-Nya untuk menguji makhluk ciptaan-Nya. Kita harus kembali kepada fitrah manusia yaitu bertaqwa kepada Allah SWT. Bertaqwa kepada-Nya sebenar-benar bertaqwa. Sebab Allah itu satu-satunya yang harus disembah. Allah itu untuk diingat bukan untuk dilupakan. Nikmat yang Allah beri untuk disyukuri bukan untuk dikufuri.
Semua yang Allah perintahkan, harus dilaksanakan. Semua perintah Allah, harus dipatuhi. Maka dari itu setiap keluarga harus punya benteng dan pondasi iman yang kuat untuk bisa terjaga aqidahnya dan terhindar dari semua larangan Allah. Harus ada peran ayah dalam keluarga, untuk menjaga keluarganya dari api neraka. Ayah berperan besar untuk mengajak anggota keluarganya menjadi taat dan beriman kepada Allah. Mulai dari hal kecil sampai persoalan besar. Soal kebersihan misalnya jika tidak dipelajari dan dipahami, akan banyak hal di dunia ini yang akan merusak ciptaan Allah. Tidak hanya itu, setiap kita mutlak mempelajari agama dengan baik. Bagaimana makanan yang halal, bagaimana berjuang mencari jodoh yang Allah redhai. Bagaimana yang sesungguhnya akhlak dan etika. Bahkan ajaran Islam semua ada ketentuannya dalam Al Qur'an dan sunnah Rasulullah.
Sampai hal terkecil tidak luput dari ketentuan Allah, seperti etika saat hendak bersin, meludah juga diatur dengan sangat sempurna. Sebab jika hal tersebut dilanggar oleh manusia, lambat laun menyebabkan persoalan yang serius dan fatal, yang akhirnya akan menyebabkan banyak hal kerusakan di bumi ini.
Jika banyak manusia yang tidak tahu dan berlaku seenaknya, dunia akan selalu sakit dan terus parah. Jika demikian bukankah berarti manusia terus ingin berdampingan hidup dengan virus-virus yang berbahaya. Oleh karenanya manusia sebagai khalifah di muka ini, harus senantiasa bertakwa kepada Allah. Karena semua yang datang menguji manusia berasal dari Allah. Orang-orang yang akan terhindar dari hal buruk, dan bertahan hidup di dunia ini dengan sehat dan selamat. Adalah mereka yang takut kepada Allah, tidak ada sedikitpun keraguan kepada-Nya. Seleksi alam akan berjalan selalu tanpa berhenti.
Yang tangguh adalah yang berpegang tekun kepada agama dan perintah Allah. Dan akhirnya manusia yang akan dilindungi oleh Allah adalah manusia yang menjaga dirinya. Akhirnya setiap ayah, adalah seseorang yang Allah beri keistimewaan menjaga keluarganya. Menjaga istri dan anak-anaknya. Untuk mendahulukan ketentuan Allah pada setiap persoalan. Ayah adalah penentu keselamatan keluarganya. Andai ayah mampu menjadi contoh, teladan akan kataaatan dan ketaawaan kepada Allah. Agar kelak di pengadilan akhirat semua yang pernah dilakukan mampu dipertanggungjawabkan.
Revi Asneli
Pariaman, 24 Mei 2020
Pukul 23.05
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat bermanfaat sekali, Bunda.Salam, Selamat lebaran, bun.
Alhamdulillah.. Trimakasih bu cantik... Semoga sehat dan sukses selalu...
Mantap bun, selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan bathin.
Terimakasih bunda Santhy... Semoga bermanfaat.. Selamat Idul Fitri juga ya bunda cantik.. Mohon maaf lahir dan batin..trimakasih
Betul itu Bu... Semoga akidah orang tua bukan virus ya Bu Revi....
Iya Uni Deli... Semoga kita jauh dari virus aqidah ini.. Trimakasih uni sudah berkunjung ke blog gurusiana adiak uni...