elegi sukma
Kuseduh kopi dari tetesan embun lalu menikmati terbitnya matahari seperti pagi yang biasa kau dan aku bertukar tatap mata
kau seduh secangkir teh dari guguran dedaunan hijau yang ku nikmati harumya seperti siang yang biasa kau dan aku bertukar senyum
percakapan kita adalah diam yang nyata sukma yang saling menghampiri sebab tubuh selalu terkukung ilusi dan kalimat hanyalah delusi juga halusinasi
elegi ini kutulis untukmu diam diam kutitipkan pada angin yang bersembunyi di balik senja keemasan
secangkir kopiku,secangkir tehmu bertemu di meja itu seperti malam yang biasa kau dan aku mengigaukan nama kita
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow syahdunya, sukses selalu dan barakallah