Butiran Air Mata Ibu
Aku sedang menghitung bonus dan uang lembur yang kuperoleh dari kantor, dan aku juga membuka tabungan istriku, hari ini sudah bertambah karena sertivikasinya sudah cair.
Tok..tok.. Ketukan pintu membuatku kaget.Aku segera memasukkan uang ke dalam tas. Kubuka pintu ternyata ibuku sedang berdiri dengan wajah kuyu dan sendu. Ibu? "Ada apa datang malam-malam? "tanyaku heran. "Ibu mau pinjam uang 100 ribu, beras di rumah habis, "suara ibu parau. Aku terdiam. "Nanti kutanya istriku dulu, ibu duduklah dulu, "jawabku datar.
Aku pergi ke dapur, mencari istriku.Di dapur kulihat tumpukkan kotak susu,kulihat bandrol susu, 50 ribu. Anakku menyusu botol selama 2 tahun bahkan lebih. Satu kotak untuk 3 hari. Bayangkan uang harus dikeluarkan untuk susu selama 2 tahun. Terbayang ibu yang menyusukanku, gratis susah payah membesarkan aku. Kini pinjam uang 100 ribu buat beli beras. Gemetar tubuhku terenyuh aku. Aku kembali ke ruang tamu mengambil uang 3 juta, dan menyerahkan pada ibu. "Jangan katakan pinjam ibu, ini untukmu. "Uangku juga uang ibu! "Dan aku akan berikan ibu setiap bulan mulai saat ini!"Maafkan aku ibu. "Butiran air mata ibu mengalir, tapi bukan airmata duka, tapi air mata haru..
Tantangan menulis 180 hari
#Tantangan gurusiana
Hari ke-99
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya. Sukses selalu. Salam literasi
Terimakasih, pak Dade..
Mantap, Bu.
Makasih,pak Yudi..
Lelaki yg sdh menikah masih punya kewajiban untuk ibunya. Mantab, sukses selalu
Terimakasih, pak Bambang..
Masyaa Allah. Haru membacanya.
Betul banget, selamanyavkita tak akan bisa membayar pengorbanan seorang ibu. Sukses selalu salam literasi
Keren pentigrafnya Bu. Salam literasi, sukses selalu.
Makasih,pak Edit..