Semenjak merebaknya berita di media massa tentang virus Corona yang melanda Kota Wuhan di Cina maka kami para penikmat berita memburu topik yang hangat itu setiap harinya. Ada berbagai rasa yang tersemat ketika membaca berita tersebut.

Dimana sebelumnya kita juga tersentak kaget dengan perlakuan Diskriminatif pemerintahan negara tersebut terhadap warga Uighur yang mayoritas beragama Islam. Kita mengganggap adanya virus tersebut merupakan azab bagi mereka yang telah menzalimi saudara kami muslim Uighur. Namun ketika sedang terpesona dengan topik itu, kami dikejutkan dengan berdatangannya turis asal Cina di daerah kami. Tentu saja kami kaget, berarti virus di terima dengan sangat baik di negeri kami. Tentu saja kami tak mau. Sehingga kedatangan turis tersebut, menjadi semacam antipati bagi warga Kota Sumbar , ada berbagai penolakan di mana-mana.

Pemerintah RI juga mengklaim kalau Indonesia aman dari virus tersebut, karena beriklim tropis, yang tidak cocok dengan suhu ideal virus tersebut.Saya pribadi merasa sangat bangga dengan negeri saya yang berada di khatulistiwa ini. Namun lagi-lagi saya terkejut ketika Arab Saudi menolak jemaah Umroh dari Indonesia. Kenapa, rupanya di sadari bahwa virus yang menakutkan itu sebenarnya sudah masuk ke negeri ini cuma di tutup-tutupi. Sejak itu mulailah warga khawatir. ditetapkan untuk melakukan LOCKDOWN di bumi Indonesia ini.

Pada awalnya terasa menyenangkan di beri liburan di rumah, banyak PR yang selama ini tak tersentuh kini bisa diselesaikan. Anak-anak yang semula mulai sibuk persiapan ujian juga menjalaninya dari rumah masing-masing. Setelah berkurung selama satu bulan di rumah mulai terasa sumpek. Ketakutan akan penyakit berbahaya itu membuat terpaksa mengikuti alur untuk diam saja. Sampai kemudian ada kesempatan mengikuti Diklat Online dari P4Tk pariwisata yang berjudul Kamp Kreatif Guru SMK Indonesia 2020.