Rianti 67

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BUKAN TAS DORA EMON

TANTANGAN 60 HARI MENULIS. HARI KE-34

#TantanganGurusiana

BUKAN TAS DORA EMON

Oleh : Ria Riantini, S.Pd

Ketika anda mendengar negara Jepang, apa yang terbayang di benak anda ? Bunga sakura, Hiroshima dan Nagasaki, negara maju, atau budaya bacanya? Apapun jawaban anda sah-sah saja. Yang pasti negara tersebut memiliki beberapa keunggulan yang patut dicontoh, seperti disiplin waktu, memperhatikan pendidikan karakter dari sejak dini, maju dalam teknologi, cinta kebersihan, juga keunggulan lainnya.

Terkait dengan negara tersebut, hari ini penulis membaca sebuah artikel yang di share pada grup WA. Kalau tidak salah, artikel tersebut baru penulis baca karena belum pernah di share oleh grup yang lainnya. Membedah Tas Anak Sekolah di Jepang, judul artikel tersebut.

Penulis artikel adalah salah seorang yang berkesempatan mengadakan Studi Banding Pendidikan ke negara tersebut. Pada satu kesempatan beliau mendapatkan pencerahan dari seorang professor di Hiroshima University, yang disampaikan tentang bagaimana tas anak sekolah di Jepang.

Sama halnya dengan di negara kita tercinta. Ketika anak-anak pergi sekolah pada umumnya membawa tas. Namun ada yang berbeda dengan tas yang dibawa oleh anak-anak sekolah dasar di Jepang. Tas yang mereka bawa diisi dengan banyak buku. Selain itu, model tas nya sangat sederhana namun kokoh, biasanya terbuat dari kulit, dan yang uniknya tas mereka polos tanpa gambar.

Bandingkan dengan tas sekolah yang dibawa oleh anak-anak di negara kita. Pada tas tersebut biasanya memuat berbagai gambar tokoh kartun super hero seperti Spiderman, atau Frozen untuk anak perempuan. Dengan adanya berbagai gambar, diperkirakan justru akan menarik perhatian teman yang lainnya. Bisa saja tas tersebut jadi ajang mainan atau rebutan.Tidak menutup kemungkinan pemilik tas malah merasa bangga. Alih-alih mikirin pelajaran, malah menjadi ajang untuk pamer tas kepada kawannya.

Untuk temannya yang tidak memiliki, mungkin hanya bisa gigit jari. Bisa juga merajuk pada orang tuanya untuk membelikan tas seperti yang dimiliki temannya. Anak-anak yang dianggap kurang mampu terkadang menjadi ajang perundungan. Yang lebih parah lagi sampai si anak tidak mau sekolah sebelum orang tuanya membelikan tas yang sama.

Sangat berbeda dengan tas anak-anak di Jepang yang polos tanpa ada gambar. Ternyata hal tersebut bertujuan untuk menghindari gangguan belajar pada anak-anak.

Memaknai apa yang disampaikan di atas, menjadi bukti kalau Jepang memang negara yang memikirkan sampai ke hal-hal detil termasuk urusan tas. Tentu saja semua itu bertujuan agar proses pembelajaran di sekolah tidak terganggu sehingga bisa membawa manfaat untuk semuanya. Lalu bagaimana dengan kita ?

Permata Biru, 30 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post