Rianti 67

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PERINGATAN HARI BUKU NASIONAL DAN REFLEKSI DIRI

PERINGATAN HARI BUKU NASIONAL DAN REFLEKSI DIRI

TANTANGAN MENULIS 30 HARI. HARI KE-21

#TantanganGurusiana

PERINGATAN HARI BUKU NASIONAL DAN REFLEKSI DIRI

Oleh : Ria Riantini, S.Pd

Membuka media sosial Facebook, ada beberapa kawan yang posting potret diri berikut buku hasil karyanya, lengkap dengan tulisan  “Selamat Hari Buku Nasional 17 Mei 2020”. Kata terima kasih terucap di dalam hati, terus terang  merasa diingatkan , sekaligus jadi punya ide untuk setor tulisan.

 Melansir sebuah sumber yang sempat penulis baca, bahwa awal peringatan tersebut pada tahun 2002 saat Mendikbud di jabat oleh Bapak Abdul Malik Fadjar. Beberapa orang yang berasal dari elemen masyarakat pencinta buku pada waktu itu,  mendorong untuk terbentuknya hari peringatan tersebut.  Pemilihan tanggal 17 Mei  tidak terlepas dari momen  awal berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tepatnya  pada tanggal 17 mei tahun 1980.

Tujuan utama adanya peringatan tersebut, untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis ( Budaya Literasi ) di kalangan masyarakat. Dalam perjalanannya yang sudah 18 tahun terkait dengan minat membaca ataupun menulis, apakah sudah membudaya atau sebaliknya di kalangan masyarakat bisa memperhatikan data berikut ini.

UNESCO pada tahun 2011 telah mengadakan survey terhadap 1000 penduduk. Hasilnya dari jumlah tersebut, hanya ada 1 orang yang memiliki keinginan untuk membaca buku. Hasil penelitian lain yang di adakan oleh  Programme for International Student Assessment  ( PISA ), menunjukkan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65 negara yang diteliti. Bahkan menurut penelitian yang sama, hasil dari minat baca siswa Indonesia menempati urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti.

Tidak hanya itu, berdasarkan  hasil survey penelitian Most Literate Nations, pada bulan  Maret tahun 2016 terkait urutan literasi internasional, Indonesia berada di urutan terbawah kedua dari 61 negara.

Hasil dari berbagai survey dan penelitian di atas, menunjukkan bahwa budaya literasi di Indonesia masih jauh dari harapan. Menindak lanjuti keadaan yang demikian, tentu saja pemerintah tidak tinggal diam namun terus berupaya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan.

Pada tahun 2015 ada Gerakan Literasi Bangsa ( GLB ), tercantum dalam Permendikbud no 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Adapun implementasi di lapangan diantaranya menganjurkan agar siswa membaca selama 15 menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Hal tersebut dimaksudkan agar tumbuh budaya atau kebiasaan positif terutama dalam meningkatkan minat baca dan tulis ( literasi ).

Penulis masih ingat, waktu program tersebut sedang hangat-hangatnya, ada gerakan literasi sekolah dengan program selain membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, juga gerakan membaca buku bersama-sama di lapangan. Tidak hanya siswa , guru, TU bahkan penjaga sekolah, turut mendukung program tersebut.

Terkait dengan kegiatan literasi, bahkan hingga sekarang masih terus digiatkan. Tantangan untuk siswa, membaca berapa buku selama setahun, adanya jadwal khusus berada di lapangan baik siswa atau pun guru menyampaikan isi buku yang sudah dibaca. Selain itu khusus untuk guru bergiliran menyampaikan saat rapat atau briping senin pagi.

Sebagai bagian refleksi pada peringatan hari buku nasional ini, penulis mencoba merenungi apa yang sudah dilakukan terkait dengan buku. Pertama, penulis sudah menyediakan budget dan menyisihkan penghasilan untuk belanja buku setiap bulannya, hingga hari ini  lebih dari 50 judul buku yang sudah penulis miliki. Untuk membacanya, nah ini dia masih perlu meningkatkan diri, artinya baru bisa membaca saat ada waktu saja. Belum punya waktu khusus bahwa jam sekian harus membaca. Idealnya kegiatan membaca maupun menulis sejatinya sudah menjadi bagian dari keseharian.

Terkait dengan budaya menulis, barangkali proses ini yang tengah penulis lalui. Melalui tantangan dari gurusiana, mau tak mau membaca dan juga menulis,  mulai dan sedang dibiasakan. Mudah-mudahan ke depannya menjadi habbit dan bisa menjadi kebutuhan.

Penulis yakin dengan membaca dan juga menulis, akan banyak manfaat yang di dapat.  Selain menambah wawasan pengetahuan juga belajar berpikir. Karena pada prakteknya menulis melalui proses berpikir, yang paling dekat adalah memilih kata yang akan digunakan ( diksi ). Selain itu juga belajar berpikir yang runtut atau sistematis. Kegiatan ini penulis nikmati sebagai bagian dari rasa syukur kepada Allah SWT atas akal sebagai anugerahNya.

Selamat Hari Buku Nasional, mudah-mudahan kita semua termotivasi untuk menjadi insan-insan yang literat, cinta buku dan menulis.

 

Permata Biru, 17 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin

17 May
Balas

aamiin

17 May
Balas

Aamiin ya rabbal'alamiin

17 May
Balas



search

New Post