Ajalnya Sudah Dekat

Penyakit sesak yang dideritanya bukanlah sesak biasa. Separo dari paru-paru sudah terinfeksi oleh virus. Napasnya tersengal-sengal. Pasti sakit sekali.

Mendampingi Afan yang sedang berjuang sembuh dari sakit, butuh mental besar. Sebagai teman satu kamar di kosnya, aku tahu betul seperti apa Afan. Pria bujang pekerja keras yang taat ibadah. Solat sunnah duha, tahajud, rawatib, dan begitupun dengan puasa sunnah. Istiqomah dilakukannya.

Malam ini setelah pengobatan satu minggu, Afan tidur lebih tenang. Napasnya mulai teratur meski masih sesak. Wajahnya terlihat damai. Tepat jam 1 dini hari pada hari Jumat, Afan terbangun. Aku yang menungguinya, juga terbangun. Mata teduh itu berair. Namun bibirnya terukir senyum ikhlas. Kalimat toyibah diucapkannya pelan hampir tak bersuara. Pelan, sangat pelan. Sampai tak ada gerakan apapun di mulutnya. Berhenti. Semuanya berhenti. Afan benar-benar sudah kembali pada Sang Pencipta.