Riayatul Ma'rifah

Penulis seorang guru di MTs Negeri 4 Tulungagung. Tugas lain di lembaga ini membina ektrakurikuler pramuka, PMR, dan tim kesiswaan. Senang berorganisasi m...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hidup Sebatang Kara

Hidup Sebatang Kara

Siapa yang tahu akan jalannya takdir? Semua makhluk tinggal mengikuti ketetapannya. Namun, ikhtiar terus dilakukan. Karena Alloh tidak akan merubah nasib kaumnya, sebelum manusia itu berusaha.

Mbah Samilah salah satu contohnya. Siapa sangka jalan hidupnya begini. Di usia senja hidup sebatang kara. Tanpa suami, tanpa dirawat anak. Suaminya sudah menghadap Alloh lebih dulu. Kedua anaknya juga sudah meninggal dalam usia muda. Mbah Samilah hidup sebatang kara.

Sore ini hujan turun terlalu deras. Membuat siapapun malas keluar. Mbah Samilah menyalakan tungku dapur untuk menghangatkan tubuh. Dirasa sudah cukup, beliau istirahat dan bergegas menuju kamar pada malam harinya. Hidup sendiri di rumah membuatnya terbiasa dengan arti kata sepi. Seperti pagi ini, saat aku berkunjung ke rumah Mbah Samilah tak ada suara apapun. Hanya tubuhnya terbujur kaku tanpa bisa digerakkan. Tak ada hembusan nafas dari hidung Mbah Samilah. Mbah Samilah pergi selamanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post