Impian merupakan salah satu hal penting dalam kehidupanku sebagai motivasi dan penyemangat diri saat menjalani kehidupan yang telah menjadi takdir Tuhan. Karena apapun yang terjadi di dunia ini adalah takdirNya yang menjadi pilihan terbaikNya bagi manusia dan kehidupannya. Dengan adanya impian, setidaknya aku akan berusaha menjadi seseorang yang selalu optimis saat berperan sebagai apapun. Bukan hanya sebagai seorang wanita yang telah bersuami tetapi juga sebagai guru kelas di sebuah sekolah dasar sekaligus menjadi seorang guru Bahasa Inggris yang harus senantiasa membudayakan literasi dan melakukan hal-hal terbaik ketika mendidik para siswa di tempatku mengajar.

Tak begitu lama lagi, 2017 akan berganti dengan tahun yang baru yang inshaAllah akan ada impian-impian baru yang diutarakan meski kerapkali kulakukan lewat kalimat-kalimat sederhana dalam bentuk do'a dan harapan yang akan selalu dilantunkan ketika menghadapNya. 2017 akan tetap menjadi kenangan indah dalam hidupku meski masih ada impian yang realisasinya tertunda karena takdir Sang Pencipta. Namun itu akan menjadi bayang-bayang yang dijadikan energi positif yang inshaAllah tetap diupayakan menjadi cita-cita di tahun berikutnya. Impian tertunda itu bukanlah masalah yang akan menjadi penghalangku untuk terus berusaha optimis melakukan yang terbaik terutama saat menjadi seorang guru terbaik menurut versiku. Kuakui aku bukanlah guru dengan sejuta pengetahuan, keterampilan, ataupun bakat. Namun dengan 1 kata sederhana penuh makna yang disebut IMPIAN itulah yang inshaAllah bisa membuatku terus bermimpi untuk meraih apapun yang ada dalam harapan. Hal yang selama ini kuyakini adalah selama aku mau pasti aku bisa, tetap karena kehendakNya tentunya.

Saat mendapati sebuah ajakan salah satu guru besar di Media Guru Indonesia untuk membuat sebuah tulisan tentang resolusi di tahun baru 2018 terutama yang berkaitan dengan kegiatan literasi (Guru menulis) seketika membuatku ingin segera menulis. Meskipun aku hanyalah guru penulis pemula, namun tak menghalangi niatku untuk berpartisipasi menulis dan mengikuti tantangan yang Beliau sebarkan. Yang ada dalam benakku hanyalah ingin mengutarakan sebuah harapanku di bidang literasi untuk tahun 2018.

Sesuai dengan branding baru sekolahku yaitu Berpantun (Bersih, Peduli, Agamis, Nasionalis, Santun) yang menuntutku berperan sebagai guru yang mampu membudayakan hal-hal yang tersurat seperti singkatan branding tersebut tetapi juga setidaknya akulah salah satu guru yang harus dapat menerapkan keterampilan dasar baca dan tulis yaitu berpantun saat berada di kawasan sekolah. Maka, sejalan dengan branding sekolahku itu, memulai berpantun di setiap aktivitas apapun saat berperan sebagai pendidik akan menjadi salah satu resolusiku di tahun 2018 nanti. Mulai membiasakan menulis pantun dan berpantun terutama di depan para siswaku akan aku lakukan di tahun baru nanti. Harapanku, aku ingin para siswaku juga meniru kebiasaan baruku itu ke depannya, sehingga keterampilan berpantun yang baik tercipta melalui pembiasaan rutin gurunya.

Menurutku, meski dengan keterbatasan ilmu dan kecakapan, selagi kita mau inshaAllah kita akan bisa melakukan apa yang menjadi harapan kita. Tak perlu ada rasa khawatir gagal, berusaha optimis saja melewati berbagai tantangan maupun rintangan yang mungkin saja melanda, itu lebih dari cukup. Tak perlu banyak kata, cukup dengan tindakan nyata. Yakin saja kita bisa!

Kadang sehat kadang sakit

Hidup dipenuhi berbagai rasa

Berpantun spontan memanglah sulit

Optimis saja pasti bisa!