Bicara tentang kemajuan tak terlepas dari ukuran pendidikan, dari masa kemasa selalu saja berubah otomatis punya kelebihan dan kekurangan,dari pergantian Menteri sampai pada kurikulumnya, Pro kontrapun tak dapat dihindari.

Para pakar pendidikanpun mencari solusi untuk kemajuan pembelajaran mulai dari peningkatan kompetensi guru ataupun kesejateraan. Perubahan pedoman mengajar melalui kurikulum tumpang tindih bahkan melahirkan 2 versi KTSP dan K 13. Lembaga pendidikanpun serentak melatih guru untuk memahami isi program tersebut. Model persyaratanpun bervariasi mulai rendahnya kompetensi maupun yang berprestasi.

Penguasaan tekhnologipun tak luput dari inti pelatihan guru. Desaign pembelajaran, bedah buku sampai menjadi tutor. Menghasilkan guru yang berprestasi dan dipublikasikan dengan Angka yang memuat tuntas dan tidak tuntas dengan nilai mate-matikanya adalah persen. Untuk menjadi bahan Laporan dan pertanggung jawaban penyelenggara. Maka satu demi satu program itu selesai dilaksanakan bahkan berkelanjutan.

Di masa pandemi yang melanda indonesia bahkan Dunia, telah menjawab semua hasil dari program yang sudah terlaksana, ukuran keberhasilannya nyata tidak terlihat. Perubahan pembelajaran dimasa covid 19 ,Menenggalamkan semua hasil program yang sudah terlaksana sebelumnya. Guru-guru yang sudah ikut pelatihan tidak bisa berbuat banyak, ibarat kota yabg dibangun bertahun-tahun hilang sekejap diterjang tsunami. Masalah demi masalah bermunculan. Ukuran angka tidak berlaku