Lembar demi lembar kubuka perlahan.

Lantas kututup pula dengan perlahan.

Kuangkat dagu, mencoba memandangi dinding kelasku.

Mencari makna dari keberadaanku disitu.

Hingga tatapanku terpaku pada gambar terbingkai rapi.

Wajah itu sungguh tak asing.

Slogan Pendidikan tertulis bertinta emas.

Aku tahu akan arti dari itu.

Namun aku tercenung.

Benarkah slogan itu sudah ada dalam jiwaku.

Sementara saat kudapati mereka.

Aku malah semakin murka

Aku semakin tak mengerti tentang mereka.

Mereka lari dariku.

Dan aku semakin lari dari mereka.

Sejenak kubuka kembali lembaran itu.

Kubaca perlahan catatan-catatan tentang nya.

Aku mendengus, bersalah.

Mereka butuh aku.

Mereka hanya ingin hatiku.

Mereka menantikan senyumanku.

Bukan hardikanku.

Bukan perjanjian-perjanjian.

Bukan deklarasi yang akan mereka ingkari..

Bukan lagi ancaman yang semakin membuatnya geram.

Tapi aku dengannya menjalin cinta.

Cinta sejati yang akan dibawa mati.

Hingga suatu saat nanti.

Mereka menjadi saksi cinta suci ini.