Ridha Kartini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

CARI SEKOLAH ATAU CARI JODOH?

Menjelang kenaikan kelas 9, anakku mulai bertanya padaku, “Nanti masuk ke SMA mana bagusnya Bun?” Tentu kujawab SMA favorit di kalangan sekolah boarding Islam. Kenapa sekolah boarding? Karena ini sudah menjadi kesepakatan keluarga, disebabkan keterbatasan kami sebagai orangtua dalam hal ilmu agama, dan juga keterbatasan penjagaan dan pengawasan akibat aku dan suami yang tinggal berjauhan, juga karena kekhawatiran kami tidak dapat sepenuhnya membimbing dan menemani keseharian anak di usia kritis, kami putuskan memilih sekolah boarding Islam.

Diapun antusias mendengar alasan-alasanku, mulai dari peluang masuk PTN yang besar, kurikulum yang seimbang antara pengetahuan umum dan agama, pembentukan karakter yang baik, fasilitas sekolah yang lengkap dan lingkungan asri yang membuat siswa nyaman. Untuk menguatkan tekadnya kuajak ia mendatangi sekolah-sekolah tersebut, sampai akhirnya dia sepenuhnya yakin dengan pilihan kami.

Dengan penuh percaya diri kudaftarkan dia di dua sekolah sekaligus. Aku tidak peduli mahalnya biaya pendaftaran. Yang penting bagiku, anakku masuk sekolah favorit. Sampailah pada waktu tes masuk ke sekolah tersebut. Persiapan yang matang sudah dilakukan, doa dan harapan senantiasa dipanjatkan agar ia lulus diterima menjadi siswa di salah satu sekolah terbaik. Namun apa daya, kuasa Allah tidak berpihak pada keinginan kami. Tak satupun dia lulus di sekolah idaman. Jelas ada rasa kecewa, tapi kami bisa menerima dengan lapang dada. “Belum jodoh”, itulah ucapan anakku sambil tersenyum lirih.

Aku tercenung, aku menyadari sepenuhnya bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik. Aku juga menyadari ambisiku sebagai orang tua dalam menyekolahkan anak di sekolah favorit sedemikian kuatnya, bahkan mungkin berlebihan. Tapi aku punya alasannya, walauplun klise, karena ingin yang terbaik untuk anakku. Namun ada satu hal yang aku lupa, bahwa yang terbaik itu harus pas porsinya untuk diri kita. Ibarat mencari jodoh, tidak bisa dipaksakan. Sudah menemukan pilihan yang tepat pun, kalau Allah tidak restu, ya lepaslah dia. Akhirnya aku menjadi yakin bahwa banyak kebaikan yang Alloh siapkan di balik kekecewaan ini.

Lalu kami kembalikan semua urusan ini pada-Nya. Ikhtiar kami lanjutkan, kami mendaftar di sekolah lain yang levelnya di bawah sekolah sebelumnya. Kuantitas dan kualitas ibadah harus ditingkatkan. Kukatakan pada anakku, bahwa kita harus bertransaksi langsung dengan Allah. Tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan akademis yang tidak bernilai apa-apa dibanding Sang Pemilik Ilmu itu sendiri. Tidak ada guna kepercayaan diri yang tinggi dalam menempuh tes, harus ada ibadah khusus yang rutin walaupun nilainya kecil yang akan Alloh lihat sebagai bentuk kesungguhan dari upaya kita mendapatkan restu-Nya. Entah itu sedekah rutin, shaum dan sholat sunnah yang konsisten, zikir yang senantiasa menghias lisan dan qalbu. Dan apapun bentuk transaksimu dengan Alloh, hanya dirimu dan Dia yang tau.

Pada akhirnya ada dua sekolah yang anakku berhasil dalam menempuh tesnya, namun dia menemui kebingungan karena harus memilih satu di antara dua sekolah yang sama-sama disukainya. Dan kembali lagi, ibarat memilih jodoh, kecenderungan hati harus didapat melalui istikharah pada-Nya. Kuyakinkan anakku melalui ibadah ini, Alloh akan pilihkan yang terbaik.

Atas inisiatif sendiri, dia mencoba membandingkan setiap hal dari kedua sekolah ini. Sampailah pilihannya jatuh pada satu sekolah, namun yang membuatku terkesima adalah kata-katanya kepada kami bahwa memilih sekolah sama dengan mencari jodoh, jadi pilihan dia harus yang kami ridhoi. Aaah anakku, usiamu masih remaja tapi memilih sekolah saja kamu sudah seperti mencari jodoh Nak. Selama pilihan itu didapat dari hasil transaksi dengan Alloh, tentu kami restui. Dan yang penting harus ada komitmen setelah memilihnya, baik atau buruk pilihan itu nanti harus disikapi dengan tanggung jawab.

Satu pesan kami, bukan hanya sekolah tempatmu mencari ilmu tapi jagad raya adalah tempatmu belajar seluas-luasnya. Apapun pilihan hidupmu kami ridho selama dijalan-Nya. Jadilah pribadi yang sholeh, agar sukses di dunia dan akhirat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post