Meski raga ini tak mampu menemani. Biarlah hati dan lisan terus bersua dalam doa. Lelah raga dapat diistirahatkan. Namun lelah pikiran sulit untuk menenangkan. Mencoba bertahan dalam setiap suasana.

[Nada lagu InsyaAllah...] Bunyi hp berdering.

Kulihat sebuah hp Realme C2 tergeletak di atas meja saat aku baru selesai mengajar di kelas X MIPA 2. Aku segera mengangkatnya. "Assalamu'alaikum... Ma!" Sebuah suara laki-laki yang tak asing lagi baru saja melewati jarak 336 km. Sebuah gambar layaknya televisi namun tersambung dua arah terlihat jelas di layar HP mungil ini. Begitu hebat teknologi modern saat ini. Mungkin nanti, akan ada jalan tol yang mampu menghubungkan Jember-Madiun untuk bisa ditempuh dalam waktu 1 jam saja. Ah, jika begitu aku ingin pulang setiap hari.

"Wa'alaikumsalam... Bagaimana keadaan ibu yah? Sudah di RS Soedono?" Jawabku dengan pertanyaan tambahan.

"Sudah, Senin kemarin. Ibu langsung masuk HCU, lalu dirontgen dan CT scan. Tadi disampaikan hasilnya. Ibu menderita hydrocephalus, hari ini harus dioperasi untuk mengeluarkan cairan dan memasang alat." Jawab suamiku menjelaskan dengan detailnya.

"Astaghfirullah. Nggeh. Semoga ibu segera sehat kembali setelah operasi." Ucapku dengan hati kelu tak menentu.

Banyak hal berkecamuk dalam pikiranku. Mulai dari bagaimana biayanya, siapa yang menjaga ibu di rumah sakit, bagaimana nanti jika sudah pulang. Semua pertanyaan ini seakan menari-nari dalam benakku dan sangat mengganggu. Saat itu hari rabu, 9 Februari 2022. Jika ingin pulang, setidaknya aku masih harus menunggu hingga Jum'at sore selepas absen. Pikiranku terasa begitu lelah. Aku butuh teman curhat. Sepertinya Bapak dan bu Lia bisa membantu. Baiklah, esok pagi akan kutemui. Mungkin saja beliau berdua bisa memberikan secercah harapan pada kami.

Bersambung...

Jember, 23 Februari 2022