Sorot novel Laskar Pelangi
Assalamu'alaikum wr.wb.
Halo semua... kembali lagi di coretan sederhana penuh manfaat. Siapa nih yang sudah pernah baca novel terkenal di seluruh dunia? Novel yang sudah diterjemahkan dalam 34 bahasa. Novel yang ditulis oleh orang yang mendapat beasiswa saat menempuh perguruan tinggi di luar negeri. Novel yang begitu memukau pembaca sekaligus membuat pusing jika tak memahami arti kata demi kata.
Andrea Hirata, seorang tokoh penulis muda yang lahir di Belitong, sebuah kampung tersembunyi dan jarang dikenal oleh penduduk Indonesia. Kini, Belitong bukan hanya dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia. Namun juga dikagumi oleh seluruh penduduk bumi. Daerah yang kaya akan timah itu, kini memiliki sektor pariwisata yang meningkat drastis setelah terbitnya karya anak bangsa yang berjudul "Laskar Pelangi".
Mungkin, ada yang sudah menonton filmnya ya! Cerita yang disajikan asli dari novel jauh lebih menarik dibanding filmnya. Betapa hebatnya Bang Andrea memainkan kata-kata di dalamnya. Perpaduan antara gaya tulisan daerah dan khas universal benar-benar menyihir pembaca hingga terkantuk-kantuk dalam dunia imajinasi. Bang Andrea begitu lihai memberikan perumpamaan ataupun permisalan ke dalam bahasa novel. Dari awal hingga tengah saya membaca, bukan tokoh genius yang saya bayangkan. Namun, lebih kepada penulis yang memiliki wawasan luas seperti beliau.
Sajian novel Laskar Pelangi ini, selain mampu memberikan potret pendidikan, juga telah disisipi pengetahuan-pengetahuan mendunia. Contohnya saja paragraf ini,
"Jika Lintang memiliki level intelektualitas yang demikian tinggi maka Mahar memperlihatkan bakat seni selevel dengan tingginya inteligensia Lintang. Mahar memiliki hampir setiap aspek kecerdasan seni yang tersimpan seperti persediaan amunisi kreativitas dalam lokus-lokus di kepalanya. Kapasitas estetika yang tinggi melahirkannya sebagai seniman serba bisa, ia seorang pelantun gurindam, ...."
Tokoh Lintang dan Mahar dijelaskan kecerdasannya dengan begitu detail. Saya rasa, penulisnya sangat-sangat luar biasa. Diksi yang dipakai begitu memilukan pembaca. Saya sampai butuh waktu agak lama untuk benar-benar memahami bacaannya karena banyak sekali kata yang saya belum tahu artinya. Tapi, tetap ingin mengikuti ceritanya hingga akhir.
Satu lagi paragraf lanjutannya...
"Lintang dan Mahar seperti Faraday kecil dan Warhol mungil dalam satu kelas, atau laksana Thomas Alva Edison muda dan Rabindranath Tagore junior yang berkumpul. Keduanya penuh inovasi dan kejutan-kejutan kreativitas dalam bidangnya masing-masing. Tanpa mereka, kelas kami tak lebih dari sekumpulan kuli tambang melarat yang mencoba belajar tulis rangkai indah di atas kertas bergaris tiga."
Membaca novel ini, rasanya saya seperti memiliki energi baru yang merongrong jiwa untuk bangkit dan mengadakan pencarian ilmu yang lebih dalam lagi. Amazing...
Saya lanjut dulu ya membacanya... Hee...hee...
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Rumah dinasku, 3 Maret 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asyikkk...
Hee... Hee... Asik sekali pak...
Buku yg bagus, Bu. Lebih menjiwai baca bukunya daripada nonton filmnya.Salam sukses, Bu.
Benar Bun... Wa'alaikumsalam!
Mantap jadi penasaran dengan novel laskar pelangi nya
Monggo Bun, ada tetralogi...