✍✍✍

Hal yang menarik dan menjadi benang merah yang dapat saya ambil dari pembelajaran pada modul 3.3 adalah; Sekolah merupakan sebuah ekosistem pendidikan yang memerlukan pengelolaan yang baik agar dapat melansungkan kehidupannya. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya/aset sekolah melalui pengelolaan program yang berdampak pada murid sangatlah diperlukan untuk persemaian benih-benih pendidikan bagi kelangsungan hidup muridnya dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar.

✍✍✍

Sekolah memiliki beberapa aset yang harus dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sumber daya/aset yang dimiliki sekolah merupakan modal utama dalam menyusun dan mengelola program sekolah yang berdampak langsung pada murid. Pelibatan seluruh komunitas sekolah dan partisipasi orang tua sangat membantu mobilitas program yang telah dirancang pihak sekolah guna kemajuan pendidikan di Indonesia pada umumnya.

✍✍✍

Pada modul 3.3 saya memperoleh banyak informasi tentang pengelolaan program sekolah dengan melibatkan student leadership atau kepemimpinan pada murid sebagai pelaksana program. Artinya murid mengambil peran aktif dalam pendidikan mereka dan mengembangkan keterampilan positif dalam proses tersebut. Program sekolah yang berorientasi pada student leadership atau kepemimpinan pada murid dapat melahirkan dan menumbuhkembangkan budaya kepemimpinan, sikap kolaboratif, rasa tanggung jawab, sikap peduli, dan rasa percaya diri dalam diri murid. Selain menumbuhkan sikap positif murid, student leadership dapat menumbuhkan keterampilan berkomunikasi dan memiliki keterampilan manajerial yang dapat dimanfaatkan untuk komunitas yang lebih luas di masa yang akan datang.

✍✍✍

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengeimplementasikan kepemimpinan murid yaitu: Voice/suara anak (kesempatan, pendapat, keputusan), Choice/pilihan dari - dan untuk anak, dan Ownership/rasa memiliki dan menjadi bagian dari suatu komunitas (kelas/sekolah/bangsa/negara).

✍✍✍

Dalam pengelolaannya saya menerapkan konsep MELR (Monitoring, Evaluasi, Learning, Reporting). Selain itu, dalam pengelolaan program sekolah saya menggunakan metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan sebagai berikut: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian, serta komunikasi risiko. Pelaksanaan sebuah program yang mempertimbangkan risiko dalam pendidikan, diantaranya : risiko strategis, risiko keuangan, risiko operasional, risiko pemenuhan, dan risiko reputasi.

✍✍✍

Berdasarkan 7 pemetaan sumber daya/aset sekolah yang telah saya lakukan sebelumnya. Maka, saya mendapatkan gambaran untuk melakukan dan merealisasikan manfaat dari salah satu aset sekolah yaitu 8 Gazebo Literasi yang kami miliki sebagai tempat untuk pengelolaan program “Budayakan Literasi melalui Program 15 Menit Senyap”. Hal itu saya lakukan dengan melihat perkembangan minat baca murid yang sangat rendah. Harapan saya melalui program tersebut murid terbiasa melakukan literasi dimana saja dan kapan saja mereka berada, bukan hanya di sekolah. Selain itu, murid akan menambah wawasan atau pengetahuannya melalui kegiatan literasi yang mereka lakukan.

✍✍✍

Materi modul 3.1.dan 3.2 sangat erat kaitannya dengan modul 3.3. ini. Hal itu dapat kita lihat bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan yang berpihak pada murid, lalu dilanjutkan dengan bagaimana seorang pemimpin dalam mengelola sumber daya sekolah yang ada menjadi sebuah kekuatan untuk dikembangkan demi kemajuan sekolah. Dengan adanya modul 3.1 dan 3.2 saya mendapatkan pengetahuan bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam memutuskan dan mengelola sumber daya menjadi sebuah program yang berdampak pada murid sesuai dengan modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid.

✍✍✍

Sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara berikut “ Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat ”. Maka, saya dapat mengambil benang merah dari materi modul 3.3 dan kaitannya pada modul-modul sebelumnya adalah : Bagaimana pemimpin pembelajaran mengoptimalkan pengelolaan aset yang ada menjadi sebuah kekuatan sekolah yang berdampak pada murid untuk mewujudkan pemikiran KHD dalam menuntun murid dengan menghambakan diri pada murid melalui filosofi trilogi pendidikan, menerapkan nilai dan peran guru penggerak, dan penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial dan Emosional.

✍✍✍

Melihat keterkaitan dari seluruh materi dari modul 1, 2, dan 3 yang telah dipelajari. Sebagai guru penggerak saya berusaha menjadi agen transformasi/perubahan pendidikan di sekolah dengan mengacu pada nilai dan peran guru penggerak. Tujuan tersebut akan berjalan dengan maksimal melalui kolaborasi yang baik dari semua pihak sekolah dalam membantu mewujudkan visi sekolah “Pembelajaran yang Berpihak pada Murid” sesuai kodrat alam dan kodrat zaman mereka untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

🙏🙏🙏