✍✍✍

Kamis penuh harap dan cemas mendapat hasil yang terbaik. Terik mentari siang meneroka bumi tak ada ampunnya. Panasnya begitu menyengat dan membuat mata dan wajah ini berkerut saat disinarinya. Aktivitas di sekolah menjadi memanas karena sinarnya yang begitu memanas membuat keringat tubuh mengucur bak air mengalir.

✍✍✍

Surat undangan pun masuk di kolom chat WA group Program Guru Penggerak. Isi surat mengundang seluruh Calon Gru Penggerak (CGP) Parigi Moutong yang berjumlah kurang lebih 50 orang dari semua jenjang pendidikan. Mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA. Melalui surat itu disampaikan beberapa syarat yang harus kami penuhi sebagai CGP dalam mengikuti kegiatan tersebut.

✍✍✍

Salah satu syarat yang membuatku resah dan takut adalah peserta harus menyetor Rapid Antigen agar dapat mengikuti kegiatan. Pastinya Aku merasa takut dan cemas karena harus melewati tahapan tes tersebut. Sebelumnya aku sudah melewati tes SKBS dan Rapid Antibodi. Ternyata sekarang harus melalui tes Rapid Antigen lagi. Bagaimana yah rasanya?

✍✍✍

Rasa takut ketika ditusukkan sebuah benda panjang dan mungil ke lubang hidung itu akan menjawab ketakutanku saat melihat hasilnya. Tapi, semua kuawali dengan Basmallah sebelum petugas kesehatan melakukan aksi nya. Proses pengambilan sampel pun berhasil ia lakukan. Menariknya, aku merasa gelih dan mengeluarkan air mata saat alat itu masuk menembus lubang hidung dengan kedalaman yang membuat aku harus menahan nafas agar alatnya tak melukai rongga hidung.

✍✍✍

Tak cukup hanya pada proses yang membuatku cemas itu. Aku masih penasaran lagi dengan hasil tesnya. Menurut petugas medis hasil tes Bapak masih dalam proses menunggu beberapa menit untuk mendapatkan hasilnya. Alhamdulillah melewati waktu yang cukup singkat tesnya sudah beranjak atau bergeser ke arah alat tes yang aman dari covid-19. Alatnya pun terus berjalan sampai diakhir hasil yang menunjukkan bahwa aku negatif covid. Artinya aku dapat mengikuti kegiatan lokakarya 4 PGP Kab. Parigi Moutong di Parigi. Ohh!! Tuhan Begini Rasanya.

🙏🙏🙏