RidwanDjaudjali

Terlahir tanggal 16 Februari 1980 di Sigenti, Kec. Tinombo Selatan, Kab. Parigi Moutong, Sulteng. Dikaruniai seorang isteri dan 3 orang anak, 2 laki...

Selengkapnya
Navigasi Web
Refleksi Aksi Nyata pada Modul 3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Refleksi Aksi Nyata pada Modul 3.3.a.10

Refleksi Aksi Nyata pada Modul 3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

✍✍✍

Sumber daya/aset yang potensial untuk dijadikan program sekolah yang berdampak pada murid di SMAN 1 Tinombo Selatan salah satunya adalah modal fisik seperti, 8 Gazebo Literasi yang Gazebo Literasi memegang peranan penting untuk menumbuhkan minat baca dan membudayakan literasi dilingkungan sekolah. Maka terlintas pemikiran dari guru dan murid membuat sebuah program “15 Menit Senyap” yang berdampak pada murid. Program tersebut dilakukan sebelum murid masuk di kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran di pagi hari. Ada beberapa cara yang kami lakukan untuk mengimplementasikan program tersebut dengan melatih kepemimpinan murid yaitu; melalui Voice/suara anak (kesempatan, pendapat, keputusan), Choice/pilihan dari - dan untuk anak, dan Ownership/rasa memiliki dan menjadi bagian dari suatu komunitas (kelas/sekolah/bangsa/negara). Dalam penerapannya guru dan murid menggunakan tahapan 5D/BAGJA agar pelaksanaannya secara sistematis dan terarah dengan baik. Pada pengelolaan program yang berdampak pada murid, kami menerapkan konsep MELR (Monitoring, Evaluasi, Learning, Reporting) sebagai bahan refleksi dari program tersebut. Selain itu, saya menggunakan metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan sebagai berikut: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian, serta komunikasi risiko. Pelaksanaan sebuah program yang mempertimbangkan risiko dalam pendidikan, diantaranya : risiko strategis, risiko keuangan, risiko operasional, risiko pemenuhan, dan risiko reputasi.

✍✍✍

Program “15 Menit Senyap” saya dapat refleksikan melalui empat komponen dalam kerangka 4P (4F) berikut ini :

Peristiwa (facts)

Deskripsi singkat Aksi Nyata yang sudah saya lakukan meliputi :

👉Latar belakang tentang situasi yang dihadapi dalam program “15 Menit Senyap” ini adalah berdasarkan keresahan terhadap minat baca murid yang sangat rendah di SMAN 1 Tinombo Selatan dan adanya aset sekolah yang harus dimaksimalkan pemanfaatannya agar dapat memiliki nilai kebermaknaan dari murid dan untuk murid.

👉Pada aksi nyata ini murid dan guru melakukan kegiatan literasi saat memasuki lingkungan sekolah selama 15 menit sebelum melakukan aktivitas lainnya. Alasan melakukan kegiatan tersebut adalah untuk menumbuhkan minat baca dan membudayakan literasi bagi murid dan guru.

👉Adapun hasil aksi nyata tersebut dapat membiasakan murid dan guru dan memberikan pemahaman betapa pentingnya membaca. Sehingga mereka dapat melakukannya kapan dan di mana saja, selain di sekolah.

👉Berikut dokumentasi tahapan dalam menjalankan Aksi Nyata !

(Lihat pada Kolom Image paling Bawah Tulisan)

✍✍✍

Perasaan ketika melaksanakan program ini, tentunya senang, bahagia, penuh tantangan besar, dan menimbulkan rasa bertanya-tanya, “apakah program ini akan berhasil dan didukung oleh rekan sejawat, serta apakah murid merasa senang dengan adanya program tersebut”. Tetapi, setelah menjalankan program aksi nyata ini, semua keraguan terjawab dengan nyata, bahwa sebagian besar rekan sejawat yang merasa ada sesuatu yang baru dan perlu dikembangkan sebagai sebuah budaya positif sekolah. Selain itu, murid juga sebagian besar merasa senang dengan hadirnya program literasi ini untuk menumbuhkan budaya literasi bagi mereka dan menjadi budaya sekolah yang perlu kembangkan.

✍✍✍

Pembelajaran yang dapat saya ambil dari pelaksanaan program “15 menit Senyap” ini adalah keberhasilan dalam melatih murid mengembangkan kepemimpinan dalam pengelolaan program yang berasal dari murid dan berdampak langsung pada murid. Kegagalan pun saya rasakan dalam pelaksanaan program ini. Dimana masih adanya sebagian kecil rekan sejawat yang punya kesibukkan keluarga dan murid yang merasa biasa-biasa saja, sehingga kurang berpartisipasi/terlibat langsung dalam mengembangkan program ini.

✍✍✍

Penerapan kedepannya untuk program “15 Menit Senyap” ini akan terus dilanjutkan dengan melakukan pembenahan pengelolaan program berdasarakan konsep MELR (Monitoring, Evaluasi, Learning, Reporting) sebagai refleksi dalam mengembangkan program yang berdampak pada murid. Selain itu, melakukan sosialisasi melalui pendekatan persuasif kepada rekan sejawat dan murid yang belum berparrisipasi/terlibat langsung pada program ini, agar mereka dapat merasakan manfaat dari program literasi “15 Menit Senyap” ini pada proses pembelajaran di kelas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya. Mari SKSS sahabat gurusianer

27 Jun
Balas

Mks pak, modul baru buat saya, keren sekali pak, sukses selalu pak tidwan

06 Jun
Balas

Mantap aksi nyatanya pak. Moga sukses sampai akhir pendidikan guru penggerak. Salam dari CGP angkatan 1 Kota Padang

04 Jun
Balas

Salam balik Bu... Tetap semangat Insya Allah pasti sampai di endingnya cerita guru penggerak

04 Jun

Kalau kami namanya dulu pak, membaca senyap 15 menit sebelum masuk kelas. Tapi tidak berlanjut karena langkah-langkahnya tidak terprogram dengan baik. Mantap ulasan Bapak. Semoga jadi inspirasi

04 Jun
Balas

Iyah Bu... Ini namanya manajemen risiko dari sebuah program..

04 Jun



search

New Post