RidwanDjaudjali

Terlahir tanggal 16 Februari 1980 di Sigenti, Kec. Tinombo Selatan, Kab. Parigi Moutong, Sulteng. Dikaruniai seorang isteri dan 3 orang anak, 2 laki...

Selengkapnya
Navigasi Web
Surau Kenangan
@Teringat Masa dikala Emakku Hidup

Surau Kenangan

✍✍✍

Kilas balik kehidupan emakku tak akan terlupakan. Kala itu usia kanak-kanak aku selalu diajak emak bermalam di surai tua buatannya. Setiap akhir pekan dikala aku libur sekolah, ibu dan aku pergi menjenguk surau di kebun peninggalan ayah. Layaknya anak pekebun, aku selalu membantu ibu bersihin rumput ditanaman coklat dan cengkeh. Rutinitas itu kami lakukan setiap minggu. Aku kasian sama emak yang sudah tua tak kenal lelah mencari bekal buat menghidupiku. Emak aku tak ingin di usia senjamu tak merasakan kebahagiaan dari anakmu.

✍✍✍

Hidup susah itu iya. Tapi, tak menyurutkan semangat emak untuk bekerja demi sesuap nasi buat anaknya. Sabtu sore sepulang sekolah aku dan emak tak lupa akan jadwal berkunjung di surau kecil di tengah hamparan tanaman. Satu jam lebih kami tempuh berjalan kaki sampai di surau itu. Sesampainya di surau kami pun istirahat sejenak lalu mandi di sungai dekat kebun. Mentari memerah bata di ufuk barat langit desaku. Kegelapan pun menghantui surau karena tak ada penerangan listrik. Pelita hanya berainar pada lentera lampu terbuat dari kaleng susu dan sembuh kompor. Untuk mengusir takut dari setan, aku mengumpulkan ranting kayu kering dan sabut kelapa diatur seperti api unggun. Tepat waktu magrib tumpukkan kayu dibakar buat penerangan dan mengusir nyamuk hutan.

✍✍✍

Malam di surau itu sungguh menakutkan, gelap gulita sekeliling surau. Bunyi binatang hutan bersahutan. Suara-suara itu sungguh menyeramkan bagiku, tapi emak biasa-biasa aja. Seiring malam larut, tidur kami pun pulas. Suara kokok ayam membangunkan aku dan emak bahwa hari sudah pagi. Aktivitas sebagai anak pekebun juga sedang beraksi. Tak terasa tahun berlalu, surau itu semakin melapuk. Emakku tak sanggup lagi bekerja. Surau itu pun roboh dengan sendirinya karena tak dihuni lagi. Aku anak emak telah melanjutkan pendidikan jauh dari desaku. Semua itu aku lakukan sengaja bukti kerja keras emak membiayai sekolahku selama ini. Surau itu mengajarkanku arti kerasnya hidup di keluarga yang sederhana dan tak berpunya ayah lagi. Di suraui tu aku merasakan makan seadanya tanpa mengeluh. Kesunyian akan kermaian kendaraan lalu

✍✍✍

#Bumi Khatulistiwa Menulis

#Parigi Moutong (Sulteng)

Tabe Ka Kita Pura🙏🙏🙏

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masya Allah, terharu membacanya. Smoga sehat dan sukses selalu

01 Feb
Balas

Walaupun suraunya roboh, nsmun nilai-nilai luhur yang diajarkan emak tak kan hilang. Keren Pak. Barakallah.

31 Jan
Balas

Surau, saksi bisu masa kecil yang tak terlupa. Sukses selalu buat Bapak Ridwan Djaujali

31 Jan
Balas

Dungguh terharu membaca surau itu. Surau yg penuh kenangan. Keren banget Pak. Semoga sehat selalu aamiin

01 Feb
Balas

Disurau itu pastilah ada memori tentang nilai-nilai luhur. Keren Pak. Sukses selalu

01 Feb
Balas

Kenangan yang mengajarkan sebuah perjuangan. Salam sukses selalu.

01 Feb
Balas

Surau sebagai cikal bakal kita belajar. Salam sukses, Pak.

31 Jan
Balas

kenangan untuk selalu jadi kenangan terindah, dari situ dimulainya hidup, sekarang menjadi indah, keren pak ridwan, sukses selalu pak

01 Feb
Balas

surau yang menjadi saksi.keren lanjutkan

31 Jan
Balas

Mkasih kandaku

31 Jan



search

New Post