Ridyawati

Lewat Seni Bersama Meraih Impian Berinovasi Untuk Terus Berkarya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Delapan Jam Berjalan Mundur
Dok. B Tyas

Delapan Jam Berjalan Mundur

Ada rasa kurang fit pada badan, namun dipaksa dengan keadaan. Suasana yang kurang menguntungkan ditambah dengan tanpa persiapan membuat harus bisa melangkah cepat. Tak dipedulikan kemacetan lalu lintas maupun kehebohan masyarakat adanya kunjungan biksu.

Turun dari ojol bersegera menuju mesin cetak kartu. Didepan pintu keberangkatan kukeluarkan kartu identitas. Yah...hari ini aku menuju Bandung. Tempat menimba ilmu dari anak gadisku. Kali ini tidak berangkat malam hari dengan pertimbangan bila ada yang kurang segera terselesaikan.

Masih dengan kepala berputar karena satu permasalahan belum terselesaikan. Delapan jam perjalanan menuju Bandung diisi dengan kelincahan jari bermain gawai.

Ijin sang atasan yang belum direspon karena mendadak, meminta pertolongan teman seperjuangan sebab tidak sesuai dengan rencana, terpaksa memberikan tugas agar tidak ada istilah jamkos, cek kehadiran siswa di kelas melalui grup orang tua, belum tujuh penghuni tambahan yang baru mulai perawatan di petshop, tak lupa juga permintaan maaf kalau tidak bisa mendampingi saat belajar maupun berkegiatan ekstra digrup paguyuban dan ekstrakurikuler. Duh ...ternyata banyak juga tugas yang diemban. Tak lama ...

[Bu, daftar nama anak drumband mana?]

[Nanti kalau aku udah pulang saja , nggak usah terburu, pekerjaan yang ada didepan mata belum final,] ketikku,

[Hari kamis selesai upacara disuruh latihan, ini datanya 60 siswa,]

Aku hanya tersenyum diam, bagiku semua harus direncana dengan matang bukan asal sat...set...das...des... yang hasilnya tidak sesuai dengan keinginan.

Belum selesai aku berfikir, thing...tanda pesan berbunyi,

[Bu...kopdar tanggal 9 ya,]

[Siap...]

Yah...persiapan launching buku GBM juga sudah didepan mata. Semua saling berkaitan sehingga fokusku hanya satu, yaitu identitas Guru Menulis.

Bu, kaos dikirim kemana?]

[Bu, saya kirim tugas sekarang boleh?]

[Kirim nama dan alamat, nggih]

[Hari ini jadi berangkat nggak?]

Ternyata .. aneka pesan masuk hingga mata tak kuat lagi.

Delapan jam didalam kereta, melihat pemandangan diluar, sambil bermain kata dalam gawai. Kebiasaan didepan mata beraneka cemilan sekarang zonk.

Kini sudah kutapakkan kakiku di Bandung guna melanjutkan kegiatan berikutnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post